EmitenNews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berperan penuh dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten guna mendukung pemulihan ekonomi bagi pelaku utama dan pelaku usaha. Pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya, menjadi salah satu program prioritas KKP dalam menunjang pemulihan ekonomi masyarakat. 


Dalam mendukung program yang ditargetkan pada tahun 2021-2024, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar dua tema kegiatan secara bersamaan pada, Kamis 14 Oktober 2021, secara daring. Kegiatan pelatihan ini diikuti 1.386 peserta dari berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. 


Kedua tema pelatihan ini meliputi ‘Pelatihan Budidaya Artemia Giant Frozen’ yang difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal dan ‘Pelatihan Pembuatan Fish Corndog’ oleh BPPP Banyuwangi. 


Plt. Kepala BRSDM KP, Kusdiantoro, dalam arahannya menyampaikan bahwa pelatihan ini dimaksudkan untuk mendukung program prioritas KKP, utamanya pada pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. 


“Kita tahu bahwa perkembangan usaha budidaya ini relatif signifikan khususnya di masa pandemi saat ini. Menariknya budidaya ini didominasi oleh skala kecil rumah tangga dan usaha pengembangan budidaya tersebut, merupakan bentuk dukungan untuk membantu peningkatan produksi budidaya. Kegiatan ini tentunya merupakan implementasi program peningkatan produksi dan konsumsi ikan melalui pembangunan kampung-kampung budidaya,” ucapnya. 


Pihaknya pun berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola produk perikanan. “Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan produk perikanan yang berimbas pada peningkatan perekonomian pelaku utama dan pelaku usaha," papar Kusdiantoro. 


Pada Pelatihan Budidaya Artemia Giant Frozen, para peserta dilatih untuk mengelola kualitas air budidaya, teknik pembesaran, serta teknik penyimpanan artemia. 


Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati, mengatakan artemia merupakan pakan yang mudah dibudidayakan dan memiliki protein cukup tinggi bagi pertumbuhan ikan. 


“Artemia ini pakan aktif yang mudah dibudidayakan dan saya kira bisa untuk memenuhi kebutuhan baik untuk ikan dalam skala kecil maupun besar. Karena kita tahu, nutrisi artemia dewasa mempunyai kandungan protein meningkat rata-rata 42 persen pada nauplius (larva), menjadi 60 persen pada artemia dewasa sehingga ikan dapat tumbuh dengan cepat,” ucap Lilly. 


Dia menambahkan, tidak hanya ikan kecil saja, namun ikan konsumsi pun juga masih tertarik untuk mengonsumsi pakan ikan artemi sehingga dibutuhkan ketersediaan stok pakan ikan yang segar. 


“Tentunya pemberian artemia pada ikan, harus diberikan dalam kondisi yang segar sehingga perlu adanya ketersediaan stok pakan ikan segar. Oleh karena itu, perlu disiasati dengan menyiapkan pakan segar yang dibekukan dan kemudian diberikan kepada ikan tanpa mengurangi kandungan protein yang ada di dalamnya,” lanjutnya. 


Terselenggaranya ‘Pelatihan Budidaya Artemia Giant Frozen’ ini diharapkan dapat memacu perkembangan budidaya perikanan khususnya pembenihan ikan hias maupun konsumsi sehingga dapat mengurangi penggunaan pakan pabrikan, yang berkolerasi linier dengan berkurangnya biaya operasional dari kegiatan budidaya. 


Pelatihan ini juga merupakan inovasi yang cukup mudah dilakukan dan diharapkan para pelaku budidaya dapat menerapkan kegiatan pelatihan ke kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat menjadi alternatif usaha di tengah pandemi Covid-19 yang nantinya berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.  


Corndog merupakan makanan berasal dari Amerika, yang kemudian viral sebagai jajanan kekinian di Negara Korea Selatan. Makanan ini, biasanya terbuat dari sosis sapi atau ayam dengan dibalut keju mozzarella dan dilapisi adonan tepung terigu, serta dilapisi tepung panir kemudian digoreng menggunakan minyak panas. Namun, pada pelatihan ini corndog dipadupadankan dengan bahan baku ikan. 


Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati menyampaikan, pelatihan ini merupakan inovasi baru dengan memadupadankan corndog dengan olahan ikan. Hal ini juga merupakan upaya dalam meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat. 


“Pembuatan corndog dengan mengganti bahan baku daging merah yang tinggi lemak dengan daging ikan yang kaya protein, merupakan inovasi yang patut diapresiasi sehingga makanan ini juga layak dikonsumsi oleh anak-anak tentunya dapat meningkatkan kecerdasan otak. Kegiatan ini juga merupakan upaya mewujudkan tercapainya program Gemarikan, yang dicanangkan KKP dalam meningkatkan konsumsi ikan,” ucap Lilly. 


Dia menambahkan, dalam pelatihan ini para peserta dapat memperhatikan kandungan gizi pada hasil olahan fish corndog. “Tentunya dalam pembuatan fish corndog, diharapkan para peserta pelatihan mampu memperhatikan kandungan gizi yang terkandung dalam hasil olahan tersebut sehingga jika produk makanan ini berhasil diproduksi sudah terjamin kandungannya,” terang Lilly.