EmitenNews.com - Dunia digital rentan akan terjadinya pencurian identitas dan data pribadi, sehingga siapa pun bisa mengaku sebagai siapa saja dan menipu. Untuk memberikan keamanan, perlindungan, serta pengalaman digital yang cepat dan mudah saat beraktivitas hingga transaksi secara online, Privy hadir. Perusahaan digital trust terbesar di Indonesia itu, menghadirkan layanan identitas digital pertama di Indonesia yang diberi nama PrivyPass. 


Dalam acara Media Clinic AFTECH bertema Mengenal Identitas Digital dan Tanda Tangan Digital Untuk Membangun Kepercayaan Dalam Bertransaksi Digital, secara daring, Rabu (1/12/201), CEO & Founder Privy, Marshall Pribadi, mengungkapkan, PrivyPass hadir melengkapi layanan terdahulu Privy, yaitu tanda tangan elektronik tersertifikasi. 


“Privy telah menyandang status Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Berinduk dari Kominfo untuk menerbitkan sertifikat elektronik dengan tingkat verifikasi tertinggi, yakni Level 4 yang dilengkapi pemeriksaan identitas dan biometrik ke basis data Direktorat jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Dukcapil Kemendagri),” kata Marshall Pribadi.


Sebagai pionir tanda tangan digital di Indonesia dan menjadi satu-satunya yang lolos program Regulatory Sandbox Bank Indonesia (BI), Privy telah dipercaya sejumlah bank besar --BRI, Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Nobu Bank, dan Panin Bank-- serta memiliki lebih dari 1.700 pelanggan korporasi dan 18,5 juta pengguna individu.


Mashall Pribadi menyebutkan, PrivyPass menghadirkan proses registrasi nasabah yang nyaman, cepat, dan aman. Setiap pengguna PrivyPass identitasnya sudah diverifikasi hingga biometric wajahnya ke basis data kependudukan yang diadministrasikan oleh Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri. Jadi, calon nasabah tidak perlu berulang kali mengetikkan data pribadi dan memberikan kartu identitas ketika mau membuka rekening baru, polis baru, atau mengajukan pinjaman. Di sisi lain, kata dia, institusi keuangan juga tidak perlu berulang kali memverifikasi identitas calon nasabahnya.


Saat ini, identitas digital PrivyPass telah bisa digunakan pengguna untuk beraktivitas di dunia maya. Di antaranya, mengajukan kartu kredit, menarik dana investasi pada asuransi unit link, hingga berlangganan media online tanpa perlu memasukkan data-data pribadi berulang kali, membuat akun baru dan menghafal banyak password.


Riset dari McKinsey mengungkapkan, identitas digital dapat menjadi kunci penting untuk membantu menciptakan inklusi keuangan dan membuka akses lebih luas bagi masyarakat ke berbagai layanan, dari finansial, kesehatan, pendidikan, hingga fasilitas publik. Tahun 2030, implementasi program identitas digital dapat meningkatkan GDP sebesar 3 hingga 13 persen, menurut riset yang sama.


Selama 5 tahun, layanan Privy telah membantu jutaan pengguna untuk membuka rekening tabungan bank, pembukaan rekening sekuritas, pengajuan kartu kredit, polis asuransi, pembelian kendaraan bermotor, penandatanganan invoice, mengajukan pinjaman dari fintech, menandatangani kontrak sewa, dan melakukan banyak pekerjaan serta transaksi lainnya tanpa perlu bepergian dan menandatangani berkas dokumen secara fisik.


Sejak 2017, pelanggan Enterprise di Privy tumbuh 17,5 kali, pengguna individu tumbuh 30X lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58X. Karena itu, Marshall Pribadi berharap, PrivyPass dapat mewujudkan ekonomi digital nyaman dan aman bagi semua pihak. “Pendaftaran konsumen di masa depan seharusnya sudah tidak menjadi suatu hal yang rumit, memakan waktu, dan rawan pemalsuan identitas.” ***