EmitenNews.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) bersinergi mengoptimalkan peran masjid untuk penguatan ekonomi masyarakat. Untuk itu BSI dan DMI akan mengimplementasikan Layanan QRIS (Quick Response Indonesia Standard) untuk memudahkan masyarakat membayar Zakat, infak, sedekah dan aktivitas keuangan lainnya untuk masjid.


Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan saat ini masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat peradaban bagi umat Islam. Karena masjid dapat berfungsi sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi umat, seperti penyelenggara maitul maal, unit pelayanan zakat, infaq dan sedekah.


"Masjid menyimpan potensi yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat sekaligus menjadi pilar penting terwujudnya cita-cita Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia,” kata Hery dalam keterangannya, Kamis (30/9).


Menurutnya industri perbankan syariah e-commerce, fintech, koperasi syariah maupun masjid di era digital yang cepat dan dinamis harus merespon dan mengambil peran. "Sehingga potensi ekonomi kerakyatan salah satunya potensi ZISWAF yang mencapai Rp500 triliun dapat dikelola dengan baik, transparan, digital," tambahnya,


Melalui kerjasama ini, BSI berkomitmen menyediakan layanan untuk masjid-masjid di bawah naungan DMI berupa Layanan QRIS untuk mempermudah penerimaan Kas dan ZISWAF dari jamaah secara cashless. Sekaligus menyukseskan tercapainya target 12 juta merchant QRIS yang dicanangkan oleh Bank Indonesia di tahun ini.


BSI akan mengelola rekening dana masjid lengkap dengan layanan net banking dan jasa perbankan syariah lainnya, serta Aplikasi Digital Masjid yang dapat menghadirkan keterbukaan informasi keuangan, informasi ibadah maupun kajian masjid yang dapat diakses baik oleh pengurus maupun jamaah masjid secara realtime kapan pun dan di manapun.


“Kedepannya kami berharap dapat bersinergi dengan DMI dibawah dukungan Kementerian Agama dalam mengoptimalkan pengelolaan dana masjid, sehingga semangat untuk memakmurkan dan dimakmurkan oleh masjid dapat tercapai,” lanjutnya.


Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla dalam sambutannya menjelaskan bahwa ekonomi syariah memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. JK menyebut pembiayaan mudharabah yang menjadi salah satu produk unggulan perbankan syariah sebenarnya tidak berbeda jauh dengan modal ventura yang sedang menjadi trend pembiayaan saat ini, namun dengan sistem bagi hasil.


Untuk itu, JK menyambut dengan positif kerja sama yang dilakukan antara DMI dan BSI agar bisa menjadi salah satu jalan memakmurkan masjid.


“Yang kita lakukan hari ini bersama-sama semoga mempunyai manfaat, karena masjid memiliki potensi untuk menjadi costumer. Semakin makmur jamaah, akan makin makmur masjidnya,” ucapnya.


Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menyebut kerja sama yang dilakukan oleh BSI dan DMI bisa memaksimalkan potensi besar dari masjid yang ada di Indonesia, yang jumlahnya hampir mencapai 800.000 masjid.


Karena itu, Kamaruddin menyebut masjid saat ini tidak lagi menjadi pusat pengembangan agama saja tetapi harus bisa menjadi pusat pengembangan ekonomi untuk umat. Hal senada juga disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, yang mengatakan upaya BSI membawa produk digitalnya ke masjid akan mempercepat pemberdayaan umat.(fj)