EmitenNews.com -PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja yang positif sampai semester 1 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun, naik 34,29% secara year on year (yoy). Kenaikan laba yang didapatkan oleh bank syariah terbesar di Indonesia tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas, sehingga biaya dana dapat ditekan.  


Direktur Risk Management BSI, Tiwul Widyastuti dalam Public Expose Live 2021 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) secara daring, Kamis (9/9) menyampaikan bahwa kualitas pembiayaan tersebut dibuktikan dengan tren penurunan non-performing financing (NPF) gross dari 3,23% pada semester I 2020 menjadi 3,11% pada enam bulan pertama tahun ini.  


“BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07% sampai semester I 2021, Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian,” kata Tiwul Widyastuti.  


Untuk meningkatkan kinerja, lanjut Tiwul, pada tahun ini BSI fokus untuk menjaga kualitas pembiayaan dan memanage coverage ratio dengan tetap mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital dan operasional.  


BSI mengapresiasi langkah pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui perpanjangan restrukturisasi COVID-19 sampai Maret 2023. BSI sendiri, hingga 30 Juni 2021, telah merestrukturisasi pembiayaan secara Bankwide sebesar Rp29,42 triliun atau 18,22% dari total portofolio pembiayaan.  


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho menyampaikan, kenaikan kinerja ini mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil yang tumbuh sekitar 12,71% secara year on year (yoy).  


“Dengan pertumbuhan laba yang signifikan, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya ROE (Return on Equity) dari 11,69% per Juni 2020 menjadi 13,84% per Juni 2021,” kata Ade Cahyo.  


Pada semester I 2021, BSI telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 11,73% dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp144,5 triliun.  


Porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer yang mencapai Rp75 triliun atau setara 46,5% dari total pembiayaan. Adapun segmen korporasi sebesar Rp36,7 triliun atau sekitar 22,8%. Kemudian segmen UMKM yang mencapai Rp36,8 triliun setara 22,9% dan sisanya segmen komersial Rp10 triliun atau sekitar 6,2%.