Bulan puasa sudah di depan mata. Dan biasanya akan diiringi dengan kenaikan harga barang, atau pengeluaran yang membengkak. Padahal berpuasa seharusnya malah mengurangi pengeluaran, karena ada jatah makan yang ditiadakan selama beberapa waktu, sampai magrib menjelang.


Salah satu cara yang mudah untuk menyiasati agar pengeluaran tidak membengkak adalah dengan menyadari ke mana dan kenapa pengeluaran itu menjadi ekstra. Atau, ikuti 5 tips keuangan ini, agar pengeluaran selama bulan puasa tidak membengkak.


  1. Kurangi cemilan berbuka puasa

Selama bulan puasa, di beberapa daerah tertentu mendadak akan ada tenda-tenda penjualan bubur candil atau hidangan buka puasa lainnya. Mulai dari aneka gorengan, jajan pasar, bubur candil, es buah dan lain-lain, semuanya menjadi sulit untuk ditolak.

Apalagi dengan niatan memberikan rewardatau hadiah pada anak yang baru pertama kali puasa, atau dengan alasan tradisi setiap buka puasa seperti itu, maka hidangan sore yang biasanya tidak ada menjadi ada dan banyak.

Membuat sendiri akan jauh lebih murah daripada membeli. Apalagi kalau dengan membeli, justru malah menambah beban pengeluaran, maka hal ini tidak bisa dikatakan sehat secara finansial. Kalau memang harus membeli hidangan buka puasa seperti ini, buatlah budget khusus dan perhitungkan dengan baik, agar tidak terlalu menyiksa pos-pos keuangan lain.


  1. Buatlah meal plan atau rencana menu makan selama sebulan

Dengan membuat meal plan, atau rencana makan selama sebulan, Anda akan dengan mudah bisa memperhitungkan berapa sebenarnya pengeluaran untuk bulan puasa. Tambahkan sedikitnya 10% dari budget untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Meal planjuga akan membantu Anda untuk tidak berlebihan dalam menyiapkan makanan sahur dan buka puasa. Bayangkan makanan yang mungkin terbuang kalau Anda hanya akan masak tanpa perencanaan, padahal hal ini sebenarnya bisa disiasati.

Manfaatkanlah frozen foodatau makanan siap saji dan makanan beku lainnya, sehingga pengeluaran benar-benar bisa Anda perhitungkan. Ingatlah, bahwa Anda masih bekerja, sehingga persiapan buka puasa atau sahur sebaiknya seringkas dan sesederhana mungkin, tanpa mengurangi nilai dari puasa itu sendiri.


  1. Budgetkan dana buka puasa

Meski masih dalam kondisi pandemi, beberapa kerabat tentu ingin mengundang Anda dengan alasan buka bersama. Kalau Anda tidak siasati, acara berbuka bersama akan menjadi salah satu penyebab terbesar membengkaknya pengeluaran selama bulan puasa.

Pilihlah dan budgetkan acara buka puasa bersama yang mungkin ingin Anda datangi, dan disiplin. Tidak ada salahnya membuat rencana sejak awal, karena kondisi ekonomi juga belum pulih sepenuhnya. Untuk beberapa orang ada kemungkinan tidak menerima THR, atau THR yang diberikan hanya sebagian dan dicicil. Jadi, jangan terlalu dini berharap pada THR, gunakan budget pengeluaran yang ada untuk mengatur pengeluaran.


  1. Investasi sejak dini untuk dana mudik

Mudik saat ini tidak dianjurkan oleh pemerintah, karena ada kekhawatiran penyebaran Covid terkait mudik. Hal ini bisa Anda manfaatkan dengan menyimpan dana mudik untuk bisa pulang ke daerah tahun depan, atau mengalokasikan dana tersebut untuk orangtua.

Dana mudik untuk beberapa orang adalah sesuatu yang wajib dan pasti dikeluarkan setiap tahunnya. Untuk meringankan biaya, sebenarnya Anda sudah bisa mencicilnya dengan menyisihkan dana sedikit saja setiap bulannya untuk dipakai 10 bulan ke depan, atau diinvestasikan ke instrumen investasi yang minim risiko.

Daripada Anda menghabiskan seluruh jatah THR untuk biaya mudik, ada baiknya dana mudik ini dicicil, agar dana THR bisa dipergunakan untuk keperluan lain. Misal, untuk pengeluaran rumah tangga yang membengkak selama bulan puasa, atau mengirimkan dana ke orangtua.


  1. Buatlah budget khusus untuk ‘salam tempel’

Salam temple atau angpau bukanlah kewajiban dan juga buka keharusan. Kalau anak-anak diimingi dengan salam tempelhanya untuk mengunjungi saudara dan bukan memahami arti dasar silaturahmi, maka ada pemahaman yang salah di sini.

Memang salam temple adalah tradisi untuk beberapa orang, tapi pahamilah juga kondisi saat ini. Kalau memang tidak bisa disiasati, budgetkanlah dan setelah budget habis, jangan tergoda untuk memakai pos keuangan lain untuk salam tempel tersebut.


Salah satu langkah awal menuju keuangan yang sehat dan baik adalah dengan menyadari kondisi keuangan. Banyak yang menyadari, tapi lebih suka menyangkal kondisi finansial yang sebenarnya, sehingga akhirnya malah membuat pengeluaran-pengeluaran pribadinya membengkak.


Anda tidak harus menjadi seorang perencana keuangan untuk bisa memiliki pengaturan keuangan yang sempurna. Hanya dengan menyadari apa-apa saja yang menjadi penyebab bocornya penghasilan, mengatur dan membuat budget, dan disiplin dalam menjalankan keuangan pribadi, sudah cukup untuk bisa membuat perbaikan dalam pengeluaran dan pengaturan keuangan Anda.