EmitenNews.com - Miris betul. Bayangkanlah. Mayoritas penduduk Indonesia masuk kategori rentan miskin. Itu berarti mereka berpendapatan di atas garis kemiskinan, namun tidak mencapai kategori kelas menengah. Jumlah penduduk rentan miskin ini berkisar 67 persen dari total penduduk Indonesia. 

 

"Kelompok di bawah garis kemiskinan saat ini 10 persen, dan ada kelompok kedua yaitu kelompok rentan miskin dan expiring middle class itu 67 persen dari jumlah penduduk. Nah kemudian di atasnya kelas menengah dan kelas atas," kata Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro dalam Peluncuran Buku 25 Tahun Kontan yang berlangsung secara virtual, Minggu (24/10/2021). 

 

Menurut Bambang, kelompok ini termasuk yang terdampak saat pandemi Covid-19. Ketika pandemi, kata eks Menteri Keuangan ini, biasanya mereka tidak punya banyak tabungan atau bahkan tidak memiliki tabungan sama sekali. Kelompok dengan tabungan setara 6 bulan pengeluaran relatif minoritas. 

 

Jangan heran, kalau kemudian, selama pandemi virus Corona (Covid-19), mereka kerap menjual barang berharga dan menggadai barang yang masih memiliki nilai jual untuk menjaga daya beli. Jika tidak ada barang bernilai, mereka mengurangi pengeluaran kecuali untuk makanan. 

 

"Kebanyakan, tabungan tipis dan tidak punya tabungan. Dampak Covid-19 ini, sudah jelas yang menjadi isu adalah daya beli. Jadi, daya beli masyarakat sangat terdampak negatif, sebagai akibat PHK, dirumahkan, pengurangan upah, dan UMKM yang tidak bisa bergerak," urai mantan Menteri Riset dan Teknologi ini. 

 

Untuk menjaga daya beli kelompok tersebut, yang perlu digelontorkan adalah bantuan langsung tunai (BLT) yang tepat sasaran. Menurut Bambang, bantuan tersebut berguna untuk mencegah kelompok rentan miskin kembali hidup miskin yang menyebabkan tingkat kemiskinan di RI menjadi naik. Komponen untuk menjaga daya beli itu adalah bantuan tunai. 

 

“Berarti yang perlu dapat bantuan langsung untuk menjaga daya beli, kelompok di bawah garis miskin dan rentan miskin, dan kelompok kedua adalah expiring middle class," kata Bambang Brodjonegoro.

 

Untuk kelompok UMKM, yang relevan saat pandemi Covid-19 adalah membantu UMKM go digital. Terbukti, UMKM yang sudah terekspos dengan digitalisasi jauh lebih tahan banting dibanding UMKM yang berjualan secara offline. Intinya, urai Bambang  bantuan tunai dan digitalisasi menjadi sangat penting, tapi otomatis pengawasan untuk digital harus diperkuat. ***