EmitenNews.com - Sudah setahun lebih sastrawan Remy Sylado terbaring sakit di kediamannya, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur. Jumat (14/1/2022) siang, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama rombongan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ditemani pendiri Teater Tanah air, Jose Rizal Manua, menengok salah satu seniman besar Indonesia ini. Pemprov DKI menanggung pengobatan Remy Sylado yang dilaporkan sempat terkendala karena kesulitan dana.


Dalam keterangannya kepada pers, seperti dikutip Sabtu (15/1/2022), Jose Rizal Manua mengatakan mengabarkan kondisi Remy Sylado yang sudah lebih setahun terbaring sakit dan tidak memiliki uang untuk berobat, Kamis (13/1/2022). Anies Baswedan kemudian merespons kabar memilukan tersebut dan membesuk penulis novel populer, Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa), 1999, yang sempat difilmkan dengan judul sama.


Menurut Jose Rizal Manua, kondisi Remy Sylado dalam keadaan sakit, dan mengalami kesulitan dana untuk berobat itu, diceritakannya kepada Anies Baswedan. Sang gubernur meresponnya dengan baik, kemudian datang ke rumahnya, membezuk, dan melihat keadaannya langsung.


Meski lama menderita sakit, pikiran dan kesadaran Remy Sylado masih baik. Belum diketahui secara pasti sakit yang dideritanya, karena kendala keuangan untuk berobat. Namun, dipastikan Remy tidak bisa berjalan, sehingga lebih banyak berbaring di tempat tidur.


Saat bertemu Anies dan Remy bercakap-cakap mengenai novel karya sastrawan tersebut, baik yang sedang digarap atau yang masih setengah jalan. Anies lalu mendorong Remy agar ke rumah sakit guna menjalani perawatan, sampai sembuh, dan kembali bisa melanjutkan karya-karyanya.


Remy Sylado terlihat senang, bergairah, dan bersedia menjalani pengobatan intensif. Ia dirujuk ke Rumah Sakit Tarakan dan mendapatkan perawatan VIP. Perawatannya sepenuhnya ditanggung Pemprov DKI Jakarta. Menurut Jose, Anies memandang Remy Sylado, yang cakap bermusik, bermain teater, ahli bahasa, dan film, selain penulis, wartawan, penulis, pelukis, aktor, dan dosen, sebagai aset negara yang harus dijaga.


Jose Rizal Manua setuju. Ia bersaksi, tidak banyak seniman yang seistimewa Remy Sylado. Dari tangan pria bernama asli Yapi Panda Abdiel Tambayong itu, lahir karya-karya di antaranya Orexas, Gali Lobang Gila Lobang, Siau Ling, Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa), 1999, Kerudung Merah Kirmizi, 2002. Lalu, Kembang Jepun, 2003, Parijs van Java, 2003, Menunggu Matahari Melbourne, 2004, dan lainnya.


Lahir 12 Juli 1945, Japi Tambayong yang lebih dikenal dengan brand name Remy Sylado, piawai sebagai aktor. Ia muncul, dan berperan pada pada belasan film layar lebar. Penampilannya dipujikan dalam drama romantis Tinggal Sesaat Lagi (1986), Akibat Kanker Payudara (1987) dan 2 dari 3 Laki-Laki (1989), yang semuanya mendapatkan tiga nominasi untuk Piala Citra Festival Film Indonesia sebagai Aktor Pendukung Terbaik. ***