EmitenNews.com- Pelaku pasar mencermati kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun kembali melampaui level 1,3 persen. Kondisi itu, dikhawatirkan memicu kenaikan beban emiten. Lonjakan yield tersebut dipicu perkiraan kenaikan inflasi. Selanjutnya, nanti akan membuat Bank Sentral AS, The Fed tidak menerapkan kebijakan cenderung dovish.
Menilik perkembangan market global itu, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pagi ini akan bergerak pada rentang 6.196-6.322. Sejumlah rekomendasi beli saham antara lain ADRO Rp1.250, INDY Rp1.615, WEGE Rp250, dan TKIM Rp17.000. ”Untuk saham layak jual LPPF Rp1.220,” tutur Equity Research Analyst Victoria Sekuritas Michael Alexander Santoso, di Jakarta, Selasa (23/2/2021).
Pada perdagangan Senin (22/2/2021), Indeks tutup naik 0,38 persen ke level 6.255. Penguatan Indeks ditopang sektor Pertambangan menguat 2,95 persen. Itu seiring pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 25/2021. Di mana, salah satunya insentif berupa royalti 0 persen komoditas batubara melakukan kegiatan peningkatan nilai tambah atau hilirisasi.
Sementara mayoritas bursa Asia ditutup melemah. ASX 200 turun 0,19 persen, HSI anjlok 1,06 persen, KOSPI ambles 0,90 persen, Nikkei naik 0,46 persen, dan SSEC tekor 1,45 persen. (*)