EmitenNews - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membawa oleh-oleh dari hasil kunjungan kerjanya bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri BUMN, Erick Thohir ke Cina. Salah satunya rencana lima perusahaan dari negeri tirai bambu untuk mengimpor sarang walet dari Indonesia senilai USD1,13 miliar atau Rp16 triliun lebih.


"Begitu juga ekspor dan investasi produk furnitur dengan nilai sekitar USD200 juta yang mendatangkan 150 perusahaan di Kalimantan Barat dan memperkerjakan 3.000 pekerja. Jadi totalnya USD1,38 miliar,” kata Lutfi dalam konferensi pers virtual bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat (2/4/2021).


Selain kesepakatan dagang dan investasi, kedua negara sepakat untuk menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih dalam dengan melakukan pembaruan dari skema bilateral economic and trade cooperation yang telah terjalin sejak 2011 menjadi trade and investment facility agreement (TIFA).


"Jadi TIFA ini akan menjadi jenjang lebih tinggi," jelasnya.


Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema Asean-China FTA dan Kemitraan Ekonomi Komperehensif Kawasan (RCEP). Terdapat pula pembaruan target perdagangan untuk tiga tahun ke depan.


"Target baru dalam tiga tahun ke depan. Kita akan tiga kali lipatkan perdagangan dua negara dari USD31 miliar menjadi USD100 miliar pada 2024," jelas Lutfi.


China merupakan mitra dagang terbesar RI dengan total perdagangan sebesar USD71,4 miliar pada 2020. Tahun lalu, nilai ekspor RI mencapai USD31,77 miliar atau naik dibandingkan dengan pada 2019 yang bernilai USD27,96 miliar. Indonesia tercatat masih mengalami defisit dagang dengan China sebesar USD7,85 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada 2019 yang mencapai USD16,98 miliar.(*)