Abaikan Wall Street, Nyala IHSG Belum Pudar

Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan saham melalui smartphone. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin ditutup bervariasi dengan mayoritas melemah tipis. Kekhawatiran investor terhadap pelebaran defisit anggaran belanja pemerintah memicu kenaikan imbal hasil obligasi masih menjadi faktor utama. DPR Amerika Serikat (AS) telah menyetujui rancangan anggaran belanja pemerintah.
Di mana, dalam rancangan itu, mencakup penerimaan pajak lebih rendah, dan kenaikan belanja militer. Setelah disetujui DPR rancangan anggaran belanja tersebut akan dimintakan persetujuan dari Senat. Secara umum anggaran belanja itu, berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi jangka pendek, dan berdampak negatif jangka panjang karena menambah defisit.
Koreksi lanjutan indeks bursa Wall Street, dan harga mayoritas komoditas turun diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Aksi beli investor asing berlanjut, dan aksi korporasi emiten berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat.
Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 23 Mei 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 7.115-7.060, dan resistance 7.220-7.270. Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyodorkan sejumlah saham laik koleksi. Yaitu, UNVR, TLKM, MAPA, PTBA, INTP, dan RAJA. (*)
Related News

Intip! 10 Saham Top Losers Pekan Ini

Periksa! Berikut 10 Saham Top Gainers dalam Sepekan

IHSG Surplus 2,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp12.404 Triliun

IHSG Ditutup Kembali Menguat 0,60 Persen ke Level 7.047

Komdigi Luncurkan AI Center, Gandeng Indosat, Cisco & NVIDIA

PIS Berhasil Tekan Beban Operasional 37,9 Persen di 2024