EmitenNews.com - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) fokus untuk meningkatkan kapasitas produksi metalurgi coal dan membangun proyek smelter aluminium. Karena itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024, di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (14/5/2024), perseroan memutuskan menggunakan laba bersih tahun buku 2023 senilai USD441,02 juta untuk dana cadangan wajib dan laba ditahan. Jadi, tahun ini tidak ada pembagian dividen

Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat menyampaikan bahwa dari laba bersih tahun buku 2023 senilai USD441,02 juta, rinciannya yaitu senilai USD4,41 juta untuk dana cadangan wajib dan senilai USD436,61 juta untuk laba ditahan.

"ADMR tidak bagikan dividen, karena kami perlu dana, untuk impor aluminium kami kurangi, bisnisnya bagus kenapa kami harus impor. Jadi, arahnya kami ke sana, metalurgi coal jelas, aluminium jelas, butuh dana besar," ujar Christian Ariano Rachmat.

Proyek pembangunan Plant Aluminium membutuhkan belanja modal (capex) yang besar,  mencapai USD1 miliar. Itu belum termasuk pembangunan Washing Plant dan lainnya yang membutuhkan dana besar juga.

"Di aluminium kenapa kami mau investasi besar, karena aluminium impor dari berbagai negara, sehingga kalau sampai impor 1 juta ton, sebanyak 1 ton aluminium biayanya besar. Defisitnya Indonesia di aluminium sudah sebesar USD2,5 miliar," ujar Christian Ariano Rachmat.

Target Adaro untuk sektor metalurgi coal, Indonesia bisa menjadi supplier di tingkat global. Saat ini kebutuhan metalurgi coal di Indonesia masih bergantung dari negara- negara lain terutama Australia. 

Seepanjang kuartal I-2024, ADMR mencatat kinerja keuangan cemerlang dengan peningkatan pendapatan usaha dan efisiensi beban yang signifikan. Dengan begitu laba bersih emiten batu bara ini naik 33% secara tahunan (year-over-year/yoy) menjadi USD116 juta atau setara Rp1,88 triliun (asumsi kurs Rp16.275).

"Dengan pencapaian ini, perusahaan akan terus menjaga kinerja operasional produksi batu bara metalurgi dan melanjutkan proses pembangunan smelter aluminium di Kalimantan Utara," kata ADMR dalam keterangan resminya, Selasa (14/5/2024). ***