EmitenNews.com- Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020 secara resmi telah ditutup oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu (30/12/2020) sore. Pada tahun 2020 BEI mencatatkan sebanyak 51 emiten baru dengan total nilai penggalangan dana sebesar Rp5,49 triliun. Acara seremoni penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2020 ini berlangsng secara virtual, namun ada beberapa pimpinan Lembaga Negara yang hadir secara tatap muka di Main Hall BEI. Dalam pidatonya Airlangga Hartarto menyampaikan, situasi sudah mulai berbalik. Dalam penutupan perdagangan tahun 2020 IHSG mendekati 6.000 walaupun kemarin sudah masuk di 6.000. Artinya, pra covid-19 dan pos covid-19 sudah kelihatan berbeda. Krisis tahun 1998 memakan waktu lebih dari 2 tahun dan kasus 2008 membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun. "IPO di Bursa Efek cukup tinggi yaitu selama 2020 ada 51 emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dari segi jumlah perusahaan lebih tinggi di kawasan ASEAN. Tantangannya tentu nilai IPO yang Rp5,28 triliun masih harus ditingkatkan," tegas Ketua Umum Partai Golkar itu. Transaksi investor ritel sudah meningkat lebih dari 4 kali. Ini tentu capaian luar biasa di tengah kondisi pandemi virus corona penyebab coronavirus disease 2019. Kepercayaan ritel kepada pasar modal Indonesia sangat luar biasa. Untuk itu, tentu sangat dibutuhkan dalam pengembangan pasar modal kedepan. Indonesia untuk pertama kalinya memiliki equity crowdfunding. Selama ini investasi basisnya adalah investasi langsung melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang sifatnya mencatat investasi langsung dan investasi tidak langsung melalui capital market yang sifatnya jangka pendek. Menurut Airlangga, Sovereign wealth fund ini dapat membuat aset-aset milik negara apakah itu BUMN untuk bekerja yang selama ini asetnya diam. "Diharapkan dengan adanya Sovereign wealth fund ini akan membuat akselerasi pembangunan kita semakin meningkat," tutur Airlangga. Menurut Airlangga, bahkan JP Morgan memprediksikan IHSG akan mencapai 6.800 pada tahun 2021. Tentu dengan adanya perencanaan vaksinasi di tahun 2021 diharapkan terjadi pencegahan covid-19 dan akan meningkatkan mobilitas masyarakat. Mobilitas masyarakat ini tentunya akan meningkatkan atau mendorong kegiatan perekonomian. Sementara itu, Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi dalam konferensi tutup tahun 2020 menjelaskan jumlah IPO tahun 2020 mencapai 51 emiten menjadi terbanyak di kawasan ASEAN. Tetapi dari sisi nilai masih di bawah bursa Thailand dan Malaysia. “Nilai IPO per 18 Desember 2020, Kita (BEI) nomor 3 sebesar USD0,03 miliar, sedangkan bursa Malaysia lebih besar sedikit USD0,48 miliar.” Namun tahun depan, Inarno mengharapkan dapat menggaet 30 emiten baru. Tapi dengan total penggalangan dana lebih besar. “Tahun depan akan ada nilai IPO yang besar-besar.” Salah salah calon pendatang baru di papan perdagangan BEI itu adalah wahana perdagangan digital dengan merek dagang Tokopedia. Tokopedia disebut mengincar dana Rp14 triliun dari IPO. Tapi melalui penawaran saham perdana di Bursa Amerika Serikat dan Indonesia. ***