EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin ditutup bervariasi dengan mayoritas menguat. Kondisi itu, mengantarkan indeks S&P500 ke level tertinggi dalam sejarah keempat kali beruntun. Data inflasi tingkat produsen lebih rendah dari ekspektasi menjadi sentimen positif utama pasar. 

Berdasar data biro ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) pada Mei 2024 lalu, inflasi di tingkat produsen (PPI) turun 0,2 persen mom berbanding terbalik dengan konsensus naik 0,1 persen mom, dan sebelumnya surplus 0,5 persen mom.

Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia memandang, lompatan mayoritas indeks Wall Street seiring data inflasi di tingkat produsen lebih rendah. Kondisi itu, diprediksi menjadi sentimen positif pasar.

Sementara itu, koreksi mayoritas harga komoditas, aksi jual investor asing masif, dan sikap hati-hati investor menjelang libur panjang akan menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dengan support 6.780-6.730, dan resist 6.885-6.936.

BRIS Spec Buy dengan support 2190 cut loss jika break di bawah 2100, jika tidak break di bawah 2190, potensi naik 2370-2460 short term.

MAPI Spec Buy dengan support 1430, cut loss jika break di bawah 1390 jika tidak break di bawah 1430, potensi naik 1510-1550 short term.

SMGR Spec Buy dengan support 3520 cut loss jika break di bawah 3380, jika tidak break di bawah 3520, potensi naik 3800-3940 short term.

PGAS Spec Buy dengan support 1410 cut loss jika break di bawah 1380, jika tidak break di bawah 1410, potensi naik 1470-1500 short term.

TBIG Spec Buy dengan support 1900, cutloss jika break di bawah 1850, jika tidak break di bawah 1900, potensi naik ke 2000-2050 short term.

BBNI Spec Buy dengan support 4400, cut loss jika break di bawah 4320 jika tidak break di bawah 4400, potensi naik 4560-4640 short term.