EmitenNews.com – Riset harian Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyebutkan, Mayoritas indeks saham Asia ditutup turun pada akhir bulan Januari 2021. Indeks Nikkei (-1.89%), TOPIX(-1.64%), HangSeng (-0.94%) dan CSI300 (-0.47%) turun lebih dari sepersen ditengah khawatiran yang masih menghantui pada penyebaran vaksin covid-19 yang tidak merata akan menghambat pemulihan ekonomi global. Tiongkok merilis data indeks pertumbuhan Manufaktur PMI turun menjadi 51.3 dari 51.9 meskipun tetap berada dizona ekspansi. IHSG (-1.96%) ditutup melemah hampir 2 persen sebesar 117.03 poin kelevel 5862.35 dengan saham-saham disektor Keuangan (-3.06%), Infrastruktur (-2.53%) dan Industri (-2.19%) menjadi penekan IHSG hingga akhir sesi perdagangan. Kekhawatiran akan pembatasan aktifitas yang diperpanjang akan menganggu prospek bisnis didalam negeri setelah angka covid-19 tembus diatas 1 Juta kasus serta pelemahan mayoritas ekuitas global menjadi faktor utama. Investor asing tercatat net sell sebesar 921.78 Miliar rupiah dengan catatan keseluruhan selama Januari 2021 net Buy sebesar 10.94 Triliun rupiah. Terlihat dibulan Januari 2021 investor domestik cenderung melakukan aksi jual terlihat dari trading value dari tipe investor dimana domestik memimpin sebesar 82% sedangkan asing hanya sebesar 18%. Bursa Eropa menutup bulan Januari dengan melemah signifikan. Indeks Eurostoxx (-2.13%), FTSE (-1.82%) dan DAX (-1.71%) setelah beberapa perusahaan besar merilis laporan pendapatan yang memperingatkan bahwa perusahaan masih dalam mode krisis. Investor meragukan akan meratanya penyebaran vaksin covid-19 serta adanya pengetatan aktifitas kembali di zona Eropa. Bursa AS melengkapi rentetan pelemahan ekuitas global. Indeks DJIA (-2.03%), S&P500 (-1.93%) dan NASDAQ (-2.00%) turun dengan kemunduran yang meluas diseluruh industri serta mencatatkan penurunan mingguan terbesar dalam tiga bulan. Melimpahnya likuiditas membuat ekuitas dianggap telah bubble memaksa investor untuk melakukan distribusi signkat. Selanjutnya investor akan terfokus pada data manufakturing PMI China dan Indonesia diawal pekan. Persediaan minyak, keputusan bank sentral Eropa hingga pertumbuhan GDP Indonesia yang akan rilis pada minggu ini. Secara teknikal IHSG menguji support ideal target dari Wave 4 pada retracement Fibonacci Ratio 38.2% dikisaran 5830 setelah break out level psikologis 6000. Dilevel tersebut potensi rebound dan mencoba kembali uji resistance psikologis terbuka dan akan menjadi view yang optimis oleh investor. Sehingga IHSG perkirakan mencoba rebound diawal bulan dengan support berada dilevel 5833 dan resistance di level 6000. Saham yang telah melemah signifikan dapat diperhatikan seperti; ACES, ADRO, AKRA, ANTM, BBNI, BBTN, CPIN, IMAS, PGAS, SSMS, TLKM.