EmitenNews.com – Riset harian Reliance Sekuritas  Lanjar Nafi menyebutkan, IHSG (-0.85%) ditutup melemah 54.90 poin kelevel 6373.41 setelah sempat dibuka menguat hingga lebih dari setengah persen. Saham-saham disektor pertanian (-1.43%) dan keuangan (-1.41%) memimpin pelemahan setelah harga CPO terpantau terkoreksi 2.80% kelevel 3323 ringgit permton di Bursa Malaysia dan investor menanti laporan keuangan kuartal ke-4 sektor perbankan. Data neraca perdagangan untuk bulan Desember 2020 turun dibawah ekspektasi karena aktifitas import yang mulai tinggi meskipun pertumbuhan aktifitas expor yang naik 14.63% secara YoY. Neraca perdagangan Indonesia menutup tahun 2020 dengan surplus $2.1 Miliar. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar 49.80 Miliar rupiah. Leader: ARTO, WSKT, KLBF, MDKA, WIKA Laggard: BBRI, ASII, BBCA, MEGA, BMRI Secara teknikal IHSG mengkonfirmasi pola candlestick Tweezers top yang memberikan signal reversal jangka pendek. Pelemahan IHSG break out support Moving Average 5 hari yang pertama sejak tahun 2021. Indikator stochastic memberikan signal bearish setelah mengkonfirmasi dead-cross pada area overbought mengiringi divergence MACD yang mulai membentuk cross over negatif. Secara teknikal pergerakan IHSG memang telah mencapai momentum overbought dan jenuh pada indikator RSI sehingga diperkirakan tekanan pelemahan masih akan terjadi diperdagangan selanjutnya. Support Resistance IHSG berada dikisaran 6333-6418. Saham-saham yang telah cukup menarik untuk diperhatikan secara teknikal diantaranya; BBCA, KAEF, INAF, KLBF, AKRA, JSMR, RALS, SCMA, WIKA, WSKT, WSBP, WTON. Saham Asia diperkirakan melanjutkan pelemahan setelah indeks Nikkei (-0.75%) dan TOPIX (-0.39%) dibuka turun bersama indeks berjangka AS pagi ini. Investor menyambut minggu ini dengan kurang percaya diri dan terfokus pada data tentang kemajuan pemulihan ekonomi di tiongkok. Diawal pekan investor akan menanti data di Tiongkok yakni GDP kuartal ke-4 dengan ekspektasi naik menjadi 6.1%, Penjualan eceran dan Pertumbuhan produksi industrial yang juga diperkirakan cukup positif. Hal tersebut akan menjadi acuan pemulihan ekonomi di episentrum awal covid-19. Dari dalam negeri investor akan memperhatikan saham-saham yang related terhadap vaksin yang telah koreksi cukup dalam dan pembentukan Sovereign Wealth Fund atau lembaga pengelolaan investasi yang dipercepat oleh pemerintah. Secara sentimen IHSG berpotensi tertekan.