EmitenNews.com – Riset harian Sucor Sekuritas Indra Tedja Kusuma menyatakan, kemarin (21/12/20) Dow +37 poin (+0.12%), Nasdaq -13 poin (-0.10%), S&P -14 poin (-0.39%). Bursa AS bergerak mix sangat volatile karena dua sentimen besar. Sentimen pertama yang positif adalah kesepakatan stimulus baru, dan sentimen negatifnya adalah kekhawatiran adanya strain virus Covid baru di Inggris. Kemarin (21/12/20) IHSG ditutup +61 poin (+1.00%) ke posisi 6165. Data perdagangan mencatat investor asing net sell Rp214 milliar di pasar regular. Lebih lanjut Indra menambhakan, IHSG hari ini berpotensi bergerak mix dengan kecenderungan profit taking, terutama karena sentimen regional yang mix. Pergerakan IHSG terlihat masih ditopang oleh Sentimen window dressing serta kenaikan harga-harga komoditas, selain itu pelaku pasar yang terlihat aktif memburu saham-saham yang kedepannya akan diuntungkan ataupun saham-saham yang valuasinya dirasa menarik juga menjadi penopang IHSG. Lonjakan kasus Covid-19 yang mengakibatkan pengetatan mobilitas masyarakat di akhir tahun ini dapat menyebabkan kontraksi ekonomi. Oleh karena itu, untuk keempat kalinya pemerintah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020. Proyeksi terbaru, yaitu antara negative 1.7 persen – negative 2.2 persen dari proyeksi sebelumnya (di bulan Oktober) yang diperkirakan negative 0.6 persen sampai negative 1.7 persen. Kemarin IHSG bergerak menguat (sempat plus 91 poin) dan di tutup plus 61 poin atau 1,004% pada 6166, di pimin oleh saham sektor tambang, perkebunan, infrastruktur, perdagangan, industri dasar, properti di tengah-tengah pelemahan indek bursa global, kesepakatan stimulus coronavirus USD900 miliar di AS, ketidakpastian Brexit, penemuan strain baru virus COVID-19 di Inggris yang memicu penerapan PSBB lebih ketat dan pelemahan nilai tukar IDR/USD (14130). Hari ini secara teknikal kami perkirakan IHSG bergerak berfluktuasi melemah pada kisaran 6076 – 6201 dengan pertimbangan : indikator Stochastic Oscillator (turun / 93), GAP6023 - 6047 sebagai SL, ST Mov Avg (Bullish / Bullish) dan Penguatan indek kemarin di ikuti dengan penurunan volume. Kemarin indk bursa Eropa STOXX 600 di tutup melemah lebih dari 2% (penurunan terbesar dalam 2 bukan), di pimpin oleh saham sektor pariwisata,energi di tengah – tengah langkah lockdown yang di ambil Inggris setelah di temukannya strain virus baru COVID-19 yang lebih cepat menyebar, setelah puluhan negara di dunia melarang penerbangan dari Inggris dan penurunan harga minyak mentah. Kemarin indek bursa Wall Street di tutuo mixed melemah kurang dari 0,5%, di warnai dengan pelemahan saham sektor pariwisata dan penguatan saham sektor keuangan di tengah – tengah penemuan starin baru virus COVID-19 di Inggris dan debat paket stimulus coronavirus USD900 miliar di parlemen. Pagi ini indek bursa Asia di buka melemah saat pelaku pasar cemas dengan lockdown di Inggris paska penemuan strain baru virus COVID-19 yang lebih cepat menyebar sehingga memicu kekhawatiran perlambatan laju pemulihan ekonomi global.
Related News
Efek BI Rate ke Saham: Sektor Apa yang Bakal Cuan di Tahun 2026?
BI Rate 4,75 Persen: Strategi atau Sinyal Badai Pasar Saham 2026?
Prospek SUPA: PBV Menarik, Tapi Siapkah Hadapi Risiko NPL UMKM 2026?
Flywheel Superbank: Akankah AI dan Ekosistem Grab Jadi Moat Abadi?
Fundamental: Evolusi Ekosistem Grab-Emtek jadi Turnaround Superbank!
IPO SUPA dan Ledakan ARA: Standar Baru Ecosystem Banking Kah?





