Asia Mixed, IHSG Cenderung Koreksi

Para pelaku pasar tampak antusias menyimak pergerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan kemarin susut 0,18 persen menjadi 7.313. Pelemahan itu, dipimpin sektor financial 0,92 persen, dan technology 0,23 persen. Asing membukukan net sell Rp359,15 miliar.
Saham paling banyak dijual pemodal asing yaitu BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, dan AVIA. Pelemahan IHSG didorong aksi taking profit investor, dan statement Jerome Powell mengisyaratkan dukungan pada pelambatan laju suku bunga.
Sementara pasar cenderung menanti rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS). Secara teknikal, IHSG sedang menguji area resistance 7.330, selama belum konfirmasi breakout dari level tersebut, IHSG berpotensi diperdagangkan terbatas. Sementara indicator MACD masih bergerak di area golden cross.
Oleh sebab itu, IHSG diproyeksi bergerak bervariatif cenderung melemah dengan support level 7.245, dan resistance level 7.385. Sementara pasar akan mencermati rilis cadangan devisa Indonesia, data unemployment rate diperkirakan konsensus naik ke level 4,2 persen pada November 2024.
Berdasar data itu, Reliance Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk tidak ragu menyerap sejumlah saham berikut. Yaitu, Adaro Minerals (ADMR), MD Entertainment (FILM), Gudang Garam (GGRM), dan Media Nusantara Citra (MNCN).
Pagi ini, bursa Asia, mayoritas bergerak mixed. Indeks Nikkei 225 minus 0,74 persen, dan indeks Kospi menguat 0,05 persen. Ketiga indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) ditutup anjlok. Initial jobless claims AS periode November 2024 naik menjadi 224 ribu, dibanding Oktober 2024 sebanyak 213 ribu. Dollar index melemah ke level 105.72. (*)
Related News

Badan Pangan Siapkan Database Gizi Pangan Segar

ESDM Tak Temukan Masalah di Tambang Nikel PT GAG, Raja Ampat

PM Mark Carney Telpon Prabowo, Undang Hadiri KTT G7 di Kanada

Serahkan Initial Memorandum, RI Tegaskan Komitmen Reformasi WTO

Menkeu Ingatkan CPNS: Integritas Tak Boleh Diperjual Belikan

Kemenkeu Bidik Rp8 Triliun dari Lelang Sukuk Negara Selasa (10/6)