Asing Aksi Jual Saham Rp2,18 Triliun, IHSG Ditutup Tergerus Lagi 0,91 Persen
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (6/7)ditutup turun lagi 56,23 poin atau 0,91 persen ke posisi 6.119. Nilai transaksi keseluruhan sebesar Rp10,5 triliun dengan volume 16,96 miliar saham. Sementara, pelaku pasar asing tercatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp2,18 triliun. Sebanyak 133 saham mengalami kenaikan harga sedangkan 339 saham mengalami penurunan harga serta 145 saham tak mengalami perubahan harga. 7 dari 10 indeks sektoral melemah dengan sektor aneka industri turun paling dalam 2,26 persen. Saham-saham yang mengalami kenaikan harga diantaranya UNVR sebesar Rp500 menjadi Rp44.325 per lembar dan MEGA sebesar Rp500 menjadi Rp5.600 per lembar serta FIRE sebesar Rp300 menjadi Rp2.400 per lembar. Saham-saham yang mengalami penurunan harga diantaranya UNTR sebesar Rp1.125 menjadi Rp22.750 per lembar dan ITMG sebesar Rp800 menjadi Rp16.050 per lembar serta BBCA sebesar Rp600 menjadi Rp29.400 per lembar. Saham-saham teraktif yang diperdagangkan yakni BBRI sebanyak 32.698 transaksi senilai Rp1,02 triliun dan BBCA sebanyak 21.231 kali senilai Rp1,07 triliun serta MNCN sebanyak 15.674 kali senilai Rp61,82 miliar. IHSG melemah bersama mayoritas indeks saham Asia. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang turun 0,65 persen, Hang Seng di Hong Kong turun 0,67 persen, dan Kospi Index di Korea Selatan turun 1,51 persen. Sementara itu, indeks saham di Eropa bergerak variatif. Indeks DAX di Jerman naik 0,47 persen dan CAC All-Tredable di Perancis naik 0,68 persen. Sedangkan FTSE100 di Inggris turun 0,05 persen.
Related News
Bukan Sekadar ARA: Bedah Arus Kas RLCO Menuju Target Cuan 2026!
IHSG Turun Tapi Asing Masuk Rp3,2T: Jebakan Harga atau Peluang Value?
Data Bicara: Cara Atur Strategi Portofolio di Tahun 2026!
Efek BI Rate ke Saham: Sektor Apa yang Bakal Cuan di Tahun 2026?
BI Rate 4,75 Persen: Strategi atau Sinyal Badai Pasar Saham 2026?
Prospek SUPA: PBV Menarik, Tapi Siapkah Hadapi Risiko NPL UMKM 2026?





