Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 10,9 persen (yoy), yang melebihi target perusahaan di awal 2022, yakni di kisaran 7-10 persen.

 

Sektor business banking mengalami pertumbuhan sebesar 10,3 persen (yoy) menjadi Rp532,2 triliun, yang didorong oleh segmen korporasi blue chip yang tumbuh 28,9 persen (yoy) menjadi Rp232,7 triliun, segmen large commercial meningkat 29,9 persen (yoy) menjadi Rp53,1 triliun, dan segmen kecil terutama kredit usaha rakyat juga tumbuh 19,8 persen (yoy) menjadi Rp52,7 triliun.

 

Sementara di sektor consumer banking, kredit payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3 persen (yoy) menjadi Rp43,1 triliun, dan diikuti dengan kredit kepemilikan rumah yang tumbuh 7,9 persen (yoy) menjadi Rp53,5 triliun, sehingga secara keseluruhan kredit consumer tumbuh 11,2 persen (yoy) menjadi Rp110,1 triliun.

 

Di sisi lain, Novita menuturkan debitur yang terdampak pandemi COVID-19 terus mengalami pemulihan sehingga berdampak positif terhadap portfolio restrukturisasi kredit akibat COVID-19, yang hingga akhir tahun 2022 tersisa Rp49,6 triliun atau turun 31,2 persen (yoy). Rasio loan at risk (LAR) juga membaik menjadi 16 persen.