EmitenNews.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 6% pada November 2024, sesuai dengan prediksi para ekonom.

“Di tengah kondisi tingkat inflasi global yang meningkat dan penguatan dolar Amerika Serikat secara luas, RDG Bank Indonesia pada 19-20 November 2024 memutuskan mempertahankan BI Rate sebesar 6%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility tetap di 5,25% dan Lending Facility di 6,75%,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI November 2024 di Jakarta, Rabu (20/11/2024).

BI Rate di level 6% ini telah bertahan selama dua bulan, setelah sebelumnya diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) pada RDG 17-18 September 2024. Saat itu, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25% dan Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75%.

Sementara itu, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) telah memangkas Fed Funds Rate sebanyak 50 bps pada September 2024 dan 25 bps pada 7 November 2024. Dengan total pemotongan 75 bps tersebut, suku bunga acuan di AS kini berada di kisaran 4,50%–4,75%.

Perry juga menegaskan bahwa kebijakan nilai tukar terus diarahkan untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah penguatan dolar AS. “Nilai tukar rupiah pada November 2024, hingga 19 November, tercatat melemah sebesar 0,84% point to point dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya,” tambahnya.

Untuk mendorong aliran masuk modal asing, Bank Indonesia terus memperkuat pendalaman pasar keuangan domestik. Hingga 18 November 2024, instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) telah mencapai posisi Rp968,82 triliun, yang diharapkan dapat meningkatkan stabilitas perekonomian nasional.