EmitenNews.com - Rimbunnya pepohonan dengan beragam warna menghiasi wajah Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat. Beragam tanaman bisa dijumpai di permukiman padat penduduk tersebut, seperti sayuran, buah-buahan, jeruk, anggur, kopi dan bermacam-macam bunga. 

 

Menariknya, perkebunan tersebut membentang di atas aliran sungai Cilimus sepanjang 250 meter. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melalui Program BRInita sukses menjadikan wilayah ini menjadi percontohan urban farming.

 

Dalam rilis yang diterima Minggu (18/2/2024), diketahui rupanya, gerakan bercocok tanam di kelurahan tersebut sudah berlangsung sejak lama. Masyarakat sekitar menyebut perkebunan itu sebagai Buruan Sae, dua kata dari bahasa Sunda yang berarti halaman indah.

 

“Awalnya bangunan di atas sungai itu hanya pakai bambu dan tidak luas seperti sekarang. Tapi karena ada program Urban Farming bernama Buruan Sae dari wali kota Bandung pada 2014, jadi warga mulai serius. Bangunannya diganti pakai yang lebih kuat dan ditambah luasnya," ungkap Wawasan Setiawan, Ketua Buruan Sae Kelurahan Padjajaran.

 

Keseriusan warga itu pun dibuktikan dengan mengganti dasar lahan perkebunan di atas sungai tersebut menggunakan baja ringan. Namun, pagar dan atapnya masih pakai bambu. Beberapa bagian ada yang dilapisi plastik tebal untuk melindungi tanaman. 

 

Berkat pembenahan tersebut, kini perkebunan di Padjajaran tersebut menjelma menjadi Agrowisata Urban Farming. Di samping mendapatkan bibit dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bandung, tanaman yang dibudidayakan di sana berasal dari warga yang mencari bibit sendiri.

 

Daya tarik urban farming semakin besar

Daya tarik urban farming tersebut semakin besar, setelah warga sekitar juga mulai memperbanyak kegiatan edukasi dan membudidayakan ikan lele dan nila di tujuh kolam berukuran 1,5 meter. Urban farming tersebut semakin diperluas tempatnya setelah mengikuti program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Konsep bertani tersebut memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat permukiman atau urban farming.

 

Wawan mengakui kehadiran BRInita di Padjajaran tak lepas dari campur tangan sang lurah, yaitu Paridin. Menurut Wawan, lurah tersebut giat mencari berbagai bantuan dan dukungan. Paridin kemudian bekerja sama dengan BRI lewat BRInita untuk memperluas Buruan Sae Padjajaran agar urban farming tersebut terus berkembang dan dilestarikan.