EmitenNews.com - Indeks saham Asia pagi ini Jumat (24/12) dibuka naik mengikuti pergerakan indkes saham utama di Wall Street.
Kenaikan indeks saham Asia ini menurut analis saham Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, tak lepas dari indeks S&P 500 yang semalam mencatatkan rekor level penutupan tertinggi yang didorong oleh rasa optimisme mengenai dampak varian Omicron terhadap kesehatan masyarakat.
Pendorong indeks saham Asia lainnya adalah imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (Treasury note) yang naik 3.5 bps menjadi 1.49% karena investor mencerna rilis sejumlah data ekonomi AS menjelang libur Natal.
Terkait omicron, hasil penelitian di Afrika Selatan memperlihatkan bahwa orang yang terinfeksi varian Omicron virus Covid-19 mempunyai 80% kemungkinan lebih besar untuk tidak memerlukan perawatan di rumah sakit dibanding dengan orang yang terinfeksi varian lain virus Covid-19. Hasil penelitian di Skotlandia dan Inggris juga memberi kesimpulan yang sama.
Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index, indikator yang di gunakan bank sentral AS (Federal Reserve) untuk mengukur inflasi, melonjak 5.7% Y/Y di bulan November, tertinggi dalam 39 tahun dan menyusul kenaikan 5.1% Y?Y di bulan Oktober.
Inflasi inti atau Core PCE Price Index naik 4.7% Y/Y di bulan November, tertinggi sejak September 1983.
Belanja Konsumen (Personal Spending) tumbuh 0.6% M/M, cukup baik namun masih lebih rendah dari pertumbuhan 1.4% M/M di bulan Oktober. Sementara itu, Pendapatan Konsumen (Personal Incomes) tumbuh 0.4% M/M, sedikit lebih rendah dari kenaikan 0.5% M/M di bulan Oktober.
Di pasar perumahan, Penjualan Rumah Baru (New Home Sales) lompat 12.4% M/M menjadi 744,000 unit di bulan November setelah sempat meningkat 8.4% M/M di bulan Oktober.
Di pasar tenaga kerja, jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) mencapai 205,000 untuk minggu yang berakhir 18 Desember, sesuai ekspektasi dan sama dengan angka pada minggu sebelumnya.
Jumlah orang yang sudah mencairkan tunjangan pengangguran paling tidak selama 2 minggu beruntun (Continuing Claims) mencapai 1.86 juta untuk minggu yang berakhir 11 Desember, lebih tinggi dari ekspektasi 1.83 juta namun masih lebih rendah dari angka pada minggu sebelumnya, 1.87 juta
Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memprediksi IHSG menguat dengan kisaran support 6530 dan resistance 6.575. Berikut data teknikal saham yang difavoritkan.
PNBS
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 86
Target Price 1 : 92
Target Price 2 : 94
Stop Loss : 84
AKRA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 4,080
Target Price 1 : 4,240
Target Price 2 : 4,290
Stop Loss : 3,950
NATO
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 715
Target Price 1 : 755
Target Price 2 : 770
Stop Loss : 695
INAF
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Sideways
Trade Buy : 2,250
Target Price 1 : 2,350
Target Price 2 : 2,390
Stop Loss : 2,200.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha