EmitenNews.com - Warga di sekitar area RW 07 Cempaka Putih Barat, Jakarta, merasakan perubahan positif di lingkungan tempat tinggal mereka. Jika dulunya sebidang lahan terbengkalai yang tampak tidak terawat dan sering jadi tempat pembuangan sampah, kini sudah disulap jadi lebih indah. Dengan dukungan BRINita, kelompok tapi sukses mengubah lahan terbengkalai menjadi produktif.

Berkat inisiatif warga yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Dahlia 07 serta dukungan program BRINita (BRI Bertani di Kota) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), kawasan tersebut kini jadi lebih asri dan produktif. Karena, menghasilkan berbagai macam sayuran dan tanaman obat serta meningkatkan perekonomian warganya.

Dalam keterangannya yang dikutip Senin (24/6/2024), Sekretariat RW 07, Tri Haryanto, yang juga penggiat urban farming Poktan Dahlia mengungkapkan, lahan terbengkalai yang dulunya menjadi tempat sampah dan puing-puing, mulai dikelola warga secara mandiri sejak tahun 2022. 

“Tahun 2022 kami kelola penuh tapi masih ala kadarnya. Setelah itu kami mendapatkan bantuan dari BRI melalui program CSR BRI Peduli BRINita. Berkat bantuan tersebut akhirnya lahan bisa seperti ini yang tentunya jauh lebih bagus dibandingkan saat kami kelola secara mandiri,” ungkapnya.

Metode penanaman oleh Poktan Dahlia ini adalah hidroponik, multikultur, dan vertical garden. Mereka juga membangun kolam untuk budidaya ikan lele. Jenis sayuran yang ditanam seperti Bayam Brazil, kangkung, pokcoy, sawi, terong, tomat. Warga pun melakukan aktivitas rutin untuk merawat lahan tersebut, antara lain dengan penambahan pupuk dan penyiraman.

Program BRINita menjadi peluang baru bagi warga RW 07 Cempaka Putih Barat untuk lebih produktif. Bantuan yang diberikan antara lain berupa tanaman, bibit ikan, gudang, dan toilet. Di atas lahan seluas 300 m2 yang sebelumnya menjadi tempat penimbunan sampah, kini tampak lebih asri dengan kehadiran berbagai jenis tanaman hidroponik dan kolam lele. 

Sukarni, salah satu anggota Poktan Dahlia 07 menceritakan bahwa kegiatan urban farming ini sangat bermanfaat untuk warga, karena mereka yang tadinya tidak memiliki aktivitas, kini bisa lebih produktif dengan merawat urban farming yang ada. Berbagai jenis produk pun dihasilkan. Mulai dari keripik bayam brazil, minuman rosella dan kembang telang yang juga hasil tanam sendiri.

“Dampak secara ekonomi tentunya membantu warga mendapatkan penghasilan tambahan. Terlebih warga juga sudah mendapatkan bimbingan bagaimana cara membuat produk, packaging yang menarik, sehingga kami bisa memasarkannya dengan kemasan yang memenuhi standar,” jelas Sukarni. 

Pada kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan bahwa BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan. Itu dijalankan dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. Program BRINita menjadi salah satu komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat permukiman.

“Kegiatan ini diharapkan dapat mereduksi polusi lingkungan, menambah keasrian, serta mengurangi sampah rumah tangga. Di sisi lain, hal ini sekaligus juga menjadi perwujudan kontribusi positif masyarakat bagi keseimbangan lingkungan,” ungkap Catur.

Dalam pelaksanaannya, BRI juga melakukan pembinaan bagi anggota kelompok atau penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan urban farming. Untuk itu BRI menggandeng tenaga ahli/instansi terkait serta melakukan monitoring kegiatan urban farming dan melakukan pengembangan hasil urban farming sehingga mampu menambah nilai ekonomis.

“Program ini tidak hanya di satu titik, tetapi di 21 titik di Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini secara kontinyu terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat,” tegas Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto. ***