Diserap Sektor Otomotif dan Elektronik, Industri Mold and Dies Berpeluang Perluas Pasar
EmitenNews.com - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier menyebut industri mold, dies, jig and fixture memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional.
Hingga Agustus 2022, kinerja ekspor industri mold sebesar USD15,8 juta, industri dies sebesar USD8,7 juta, serta industri jig and fixture sebesar USD44 juta.
”Untuk segmentasi pasar produk mold, industri otomotif merupakan sektor pengguna terbesar yang mencapai 41% jika dibandingkan dengan sektor lainnya seperti industri elektronik (16%) serta industri peralatan dan perkakas (14%),” sebut Taufiek dalam sambutannya secara virtual pada Seminar Nasional Pengembangan Industri Mold and Dies Dalam Negeri di Yogyakarta, Kamis (10/11).
Dirjen ILMATE mengemukakan, produk mold, dies, jig and fixture memegang peranan penting dalam proses pembentukan utama dari suatu benda kerja sebelum dilakukan perlakuan tertentu lanjutan (seperti halnya heat treatment) dan proses finishing. Oleh karena itu, industri mesin dan perlengkapan menjadi sektor yang vital dalam struktur perindustrian di Indonesia.
“Sebab, industri mesin dan perlengkapan sebagai salah satu sektor fundamental untuk memasok barang modal berupa mesin dan peralatan bagi sektor manufaktur, konstruksi, pertambangan, energi, pertanian, transportasi, dan sektor lainnya dalam rangka meningkatkan produktivitas,” paparnya.
Industri otomotif sebagai pengguna terbesar karena banyak suku cadang dari kendaraan bermotor, khususnya bagian interior, yang menggunakan part berbahan baku plastik. “Sedangkan untuk segmentasi pasar produk dies, industri otomotif juga merupakan sektor pengguna terbesar yang mencapai 64% jika dibandingkan dengan sektor lainnya,” imbuh Taufiek.
Menurut Dirjen ILMATE, industri mold and dies masih memiliki peluang besar untuk memperluas pasarnya. Industri ini diperkirakan mengalami kenaikan yang signifikan, seiring dengan pertumbuhan kinerja sektor otomotif maupun elektronika.
“Jika kita cermati, potensi pengembangan kapabilitas perkakas berdasarkan volume pasar dan tingkat kapabilitas, Indonesia berada pada posisi rising stars bersama dengan Afrika Selatan, Brasil, India, Meksiko dan Vietnam,” ungkap Taufiek.
Kelompok rising stars tersebut dianggap sebagai negara yang menjanjikan dalam pengembangan industri mold, dies, jig and fixture. Bahkan, diproyeksinya industri semakin tumbuh dalam waktu dekat, baik secara volume pasar maupun kapabilitas seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan dalam upaya memacu industri mold, dies, jig and fixture, Kemenperin fokus pada pengoptimalan penggunaan komponen dalam negeri sekaligus menjalankan kebijakan substitusi impor. Selain itu, didorong dengan kegiatan riset dan pengembangan (R&D) serta didukung ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha