EmitenNews.com - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kemarin ditutup bervariasi. Dow Jones menguat 152 poin (0,43 persen) menjadi 35.609, S&P 500 naik 17 poin (0,37 persen) pada level 4.536, Nasdaq mengalami koreksi 7 poin (0,05 persen) ke posisi 15.122, dan EIDO tekor 0,03 poin (0,12 persen) pada level 24.69. 


Dow Jones, dan S&P 500 berhasil membukukan penguatan, sedang Nasdaq terkoreksi. Dow Jones mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Laporan keuangan emiten kuartal ketiga lebih baik dari ekspektasi, dan kenaikan harga bitcoin berlanjut menjadi sentimen positif utama pasar. 


Verizon salah satu penghuni indeks Dow Jones mencatat kenaikan cukup signifikan hingga 2,4 persen. Itu setelah melaporkan laba bersih kuartal III-2021 melebihi ekspektasi, dan menaikkan proyeksi kinerja keuangan seiring penerapan teknologi 5G. Berdasar catatan Earning Scout, sejauh ini sudah ada 70 emiten anggota indeks S&P 500 melansi laporan keuangan dengan membukukan kenaikan laba bersih 35 persen secara tahunan (Yoy). 


Sementara itu, harga bitcoin terus mencatat rekor kenaikan menyentuh level USD66 ribu dipicu komentar Paul Tudor Jones, seorang fund manager kawakan pada acara Squawk Box. Jones menyebut bitcoin merupakan alat hedging inflasi lebih baik dibanding emas. Sepekan terakhir, bitcoin sudah naik cukup signifikan dipicu perkembangan positif regulasi aset keuangan digital, dan antisipasi investor terhadap peluncuran ETF berbasis bitcoin. 


Menilik data itu, Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut penguatan mayoritas indeks bursa saham AS Wall Street diprediksi menjadi sentimen positif pasar. Penguatan hampir seluruh harga komoditas berpeluang menjadi tambahan sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks diprediksi bergerak menguat dengan support level 6.620, dan resistance level 6.700. 


Sejumlah saham laik beli antara lain Indofood (INDF) support Rp6.775, resisten Rp6.875, Unilever (UNVR) support Rp5.050, resisten Rp5.200, Vale Indonesia (INCO) support Rp5.000, resisten Rp5.125, dan Telkom Indonesia (TLKM) support Rp3.710, resisten Rp3.780. (*)