DPR Prihatin Sudah 8 Bulan Harga MinyaKita Masih Nangkring di Atas HET
Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, saat menjabat Menteri Perdagangan (Mendag) meluncurkan program minyak goreng kemasan merek Minyakita. (foto: Humas Kemendag)
EmitenNews.com - Anggota Komisi VI DPR-RI menyatakan keprihatinannya terhadap masih tingginya harga sejumlah bahan pokok terutama MinyaKita hingga satu bulan menjelang lebaran. Mereka pun meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, untuk menurunkan harga MinyaKita di pasaran.
Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyebut hampir delapan bulan harga MinyaKita masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700 per liter.
“Kebutuhan saat bulan Ramadan biasanya mengalami peningkatan. Kalau harga MinyaKita yang menjadi salah satu kebutuhan mengalami peningkatan, ini tentunya akan membebankan masyarakat. Jadi ini harus segera ditangani,” kata Nasim Khan, Senin (27/1/2025).
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 23 Januari 2024, harga rerata nasional MinyaKita Rp17.400 per liter. Harga MinyaKita mengalami kenaikan sejak Juni 2024 sebesar 7,41 persen.
Menurut Nasim, kenaikan ini tidak terjadi pada daerah-daerah yang sulit terjangkau tapi juga terjadi di kota-kota besar di Indonesia.
“Jangankan di kawasan Indonesia, kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pun mengalami kenaikan harga MinyaKita,” ungkapnya.
Seharusnya, tutur Nasim, harga MinyaKita mengikuti acuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat yang mengatur secara rigid batas eceran minyak goreng yang dijual di pasaran.
Pemerintah harus segera melakukan inspeksi harga MinyaKita mulai dari distributor hingga ke toko-toko kelontong. Ia mengatakan, semua pihak harus duduk bersama untuk membahas mengapa harga MinyaKita ini masih tinggi.
“Saya harap ini bisa dibahas dengan jelas dan ada solusinya. Kasihan masyarakat,” ujarnya.
Anggota Komisi VI DPR lainnya, Amin Ak mengingatkan sekitar sebulan lagi akan memasuki bulan suci Ramadan dan lebaran. Biasanya, kebutuhan minyak goreng meningkat dibanding biasanya. “Jika tidak ditangani, maka harga minyak goreng akan terus melonjak seiring naiknya kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Selain harga di pasar melampaui HET yang ditetapkan, politisi Fraksi PKS ini menyebut temuan adanya keterlibatan oknum yang menjual MinyaKita hingga Rp20.000 per liter, jauh di atas HET.
“Kenaikan ini berdampak signifikan pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta konsumen rumah tangga,” ujarnya.
Kenaikan harga ini jelas menjadi beban tambahan bagi UMKM yang sangat bergantung pada minyak goreng dalam operasional mereka. Biaya produksi yang meningkat dapat mengurangi margin keuntungan dan mengancam keberlangsungan usaha kecil. Selain itu, konsumen rumah tangga juga merasakan dampak langsung dengan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan pokok.(*)
Related News
IHSG Ditutup Anjlok 1,29 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Kementerian PKP Bantu PSU Bagi Perumahan Subsidi Ramah Lingkungan
IHSG Anjlok 1,36 Persen di Sesi I, AMMN, AKRA, ANTM Top Losers LQ45
Tantang DeepSeek, Zuckerberg Siap Gelontorkan Miliaran Dolar untuk AI
Pengelola Transportasi Diminta Antisipasi Potensi Cuaca Ekstrem
PTBA Mulai Pilot Project Sulap Batu Bara Jadi Bahan Baku Baterai