EmitenNews.com - Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) kuartal IV berakhir pada 30 Juni 2024 mencatat dana kelolaan Rp30,6 triliun. Melorot 5,1 persen dari kuartal sebelumnya Rp32,2 triliun. Menukik 6,1 persen dari edisi sama 2023 senilai Rp32,6 triliun. 

Hasil itu, didorong kinerja pasar saham dengan indeks acuan mengalami penurunan 3,1 persen sepanjang triwulan. Pergerakan Rp1,6 triliun itu, didorong kinerja negative sejumlah Rp1,5 triliun, dan arus keluar bersih senilai Rp0,1 triliun. 

Pasar ekuitas berada di bawah tekanan pada triwulan keempat menyusul kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada April 2024, kinerja bank-bank melemah, dan perusahaan-perusahaan besar pada umumnya. Rupiah dipengaruhi arus keluar asing, dan bergerak di atas Rp16 ribu per dolar Amerika Serikat (USD) sepanjang periode. 

Selain itu, investor tetap berhati-hati, dan menunggu pembentukan pemerintahan baru Indonesia pada Oktober 2024 mendatang. Meski ada tantangan pasar jangka pendek, sejak awal tahun, reksadana Ashmore telah berkinerja baik dengan 71 persen dana kelolaan (AuM) mengungguli indeks masing-masing, dan reksadana unggulan perusahaan berada di peringkat kuartil teratas di antara perusahaan sejenis. 

Selama 12 bulan terakhir, dampak dari kebijakan moneter lebih ketat telah mengakibatkan lemahnya perkembangan AuM industri, khususnya sektor reksadana dengan AuM reksa dana saham turun 4 persen sepanjang tahun. Namun, kinerja Ashmore relatif baik, dan pangsa pasar reksa dana ekuitas meningkat dari 8,9 persen pada Juni 2023 menjadi 9,5 persen pada Juni 2024. 

Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) terus tumbuh mengikuti perubahan peraturan baru-baru ini, dengan Ashmore meluncurkan lima produk KPD baru sepanjang tahun. ”Industri manajemen aset Indonesia terus menghadapi tantangan signifikan dalam 12 bulan terakhir, berdampak pada penurunan aset kelolaan, khususnya reksadana. Perubahan peraturan baru-baru ini telah menghasilkan keberhasilan peluncuran lima produk KPD baru oleh Ashmore, yang menunjukkan kemampuan beradaptasi, dan komitmen kami terhadap inovasi dalam keadaan pasar terus berubah,” tegas Ronaldus Gandahusada, President Director Ashmore Asset Management Indonesia.

Meski pertumbuhan AuM industri secara keseluruhan melemah, Ashmore telah mengatasi tantangan, dan merebut pangsa pasar. Seiring ekspektasi perseroan, masuknya pemerintahan Indonesia yang baru memberi peluang menjanjikan untuk lebih meningkatkan posisi pasar, dan meraih prospek pertumbuhan baru.

Pendekatan aktif dan komitmen Ashmore untuk memberi nilai kepada investor akan terus memandu upaya perseroan dalam menavigasi dinamika pasar. ”Kami tetap teguh mengejar pertumbuhan berkelanjutan, yakin pada kemampuan untuk memberi hasil bagi klien, dan mencapai tujuan pertumbuhan jangka panjang,” ucapnya. (*)