Gaya Hidup Buy Now Pay Later, Tren atau Jerat Utang Baru?

ilustrasi paylater. DOK/ISTIMEWA
EmitenNews.com -Tren Buy Now Pay Later , dalam beberapa tahun terakhir ini sangat popular, terutama di kalangan generasi muda. Konsep ini memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa tanpa harus membayar secara langsung, melainkan mencicil dalam jangka waktu tertentu tanpa bunga atau dengan bunga yang rendah dibandingkan kartu kredit. Tetapi apakah Buy Now Pay Later ini tidak akan mendatangkan risiko ?
Apakah Buy Now Pay Later benar- benar sebuah Solusi finansial atau justru menjadi jebakan yang berbahaya?
Apakah di balik kemudahan ini, Buy Now Pay Later tidak akan menyeret penggunanya ke dalam utang baru?
Kemunculan layanan Buy Now Pay Later, merupakan fenomena di era digital, kemunculan layanan Buy Now Pay Later tak lepas dari perkembangan teknologi finansial (fintech) yang semakin pesat. Platform e-commerce besar dan aplikasi keuangan digital berlomba-lomba menawarkan fitur ini sebagai alternatif pembayaran yang lebih fleksibel.
Popularitas Buy Now Pay Later semakin meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih mengedepankan kenyamanan dan fleksibilitas dalam bertransaksi. Tak heran jika banyak konsumen tergiur untuk menggunakan layanan ini, terutama untuk kebutuhan belanja online, gadget, fashion, hingga tiket perjalanan.
Sebelum memanfaatkan Buy Now Pay Later , tentu kita haru mengetahui keuntungan Buy Now Pay Later dan manfaatnya, sehingga Keputusan yang diambil benar- benar sudah melalui pemikiran yang matang.
Buy Now Pay Later menawarkan berbagai manfaat yang membuatnya begitu diminati, karena kemudahan dan aksesibilitasnya, di antaranya adalah :
- Tanpa Uang Muka Konsumen dapat langsung membawa pulang barang impian mereka tanpa harus membayar uang muka.
- Bunga lebih rendah dibanding kartu kredit beberapa layanan Buy Now Pay Later menawarkan cicilan 0% dalam periode tertentu, sehingga lebih menarik dibandingkan kartu kredit yang memiliki bunga lebih tinggi.
- Proses Cepat dan mudah tidak seperti pengajuan kartu kredit yang memerlukan banyak dokumen dan proses verifikasi ketat, Buy Now Pay Later biasanya hanya membutuhkan verifikasi singkat melalui KTP dan akun e-commerce.
- Meningkatkan daya beli konsumen dengan skema cicilan, konsumen dapat membeli barang yang mungkin sulit mereka jangkau jika harus membayar secara tunai.
Namun, ada apa dibalik kemudahan tersebut, karena Buy Now Pay Later juga memiliki sisi gelap yang bisa menjebak penggunanya ke dalam masalah finansial yang serius.
Berikut beberapa risiko utama Buy Now Pay Later :
- Kemudahan membeli barang tanpa harus langsung membayar penuh dapat memicu perilaku belanja impulsif. Tanpa perencanaan keuangan yang baik, pengguna bisa tergoda untuk terus membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkah, hal ini tentu berdampak pada pola belanja Impulsif dan konsumtif.
- Cara pembayaran dilakukan dalam bentuk cicilan, sehingga banyak orang tidak menyadari seberapa besar total utang yang mereka miliki hingga tagihan mulai menumpuk. Ini sangat berdampak pada akumulasi utang yang tak terlihat.
- Meskipun tersedia opsi cicilan 0%, keterlambatan pembayaran dapat mengakibatkan denda yang cukup besar. Selain itu, beberapa layanan Buy Now Pay Later menerapkan suku bunga yang bahkan lebih tinggi dibandingkan kartu kredit jika tagihan tidak dilunasi tepat waktu.
- Jika pengguna tidak mampu membayar cicilan Buy Now Pay Later, riwayat kredit mereka bisa terdampak negatif. Hal ini dapat mempersulit mereka saat ingin mengajukan pinjaman di masa depan, seperti kredit rumah atau kendaraan.
Agar tidak terjebak dalam masalah finansial akibat Buy Now Pay Later, maka diperlukan Strategi Bijak Menggunakan Buy Now Pay Later, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
- Sebaiknya menggunakan Buy Now Pay Later Hanya untuk Kebutuhan Mendesak, hindari menggunakan Buy Now Pay Later untuk membeli barang konsumtif yang tidak terlalu penting.
- Sebelum menggunakan Buy Now Pay Later, penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan finansial pribadi. Pastikan total cicilan yang harus dibayar setiap bulan tidak lebih dari 30% dari penghasilan, agar keuangan tetap sehat dan terkendali.
- Pastikan dapat melakukan pembayaran dengan tepat waktu, untuk untuk menghindari denda dan bunga tinggi.
- Melakukan pembatasan terhadap Jumlah Transaksi Buy Now Pay Later dan jangan tergoda untuk memiliki banyak cicilan sekaligus karena dapat membebani keuangan.
- Biasakan membaca syarat dan ketentuan dengan teliti, perhatikan ketentuan bunga, denda keterlambatan, dan skema pembayaran sebelum menggunakan layanan Buy Now Pay Later
Buy Now Pay Later memang memberikan banyak keuntungan, terutama dalam hal kemudahan pembayaran. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, layanan ini bisa berisiko menimbulkan beban utang yang sulit dikendalikan. Itulah mengapa penting bagi setiap pengguna untuk memahami risikonya dan menggunakannya secara bijak. Jangan sampai kemudahan belanja saat ini justru berujung pada masalah keuangan di kemudian hari. Sebagai konsumen yang cerdas, kita perlu merencanakan keuangan dengan matang dan mempertimbangkan segala konsekuensi sebelum memanfaatkan Buy Now Pay Later. Jadi, apakah Buy Now Pay Later menjadi solusi praktis atau malah berpotensi menjadi masalah finansial.
Related News

Temukan Saham Tercepat Balik Modal melalui Metode Payback Period

Begini Prospek Saham BBRI, BMRI, dan BBNI Pasca Rilis Danantara

Tunda Short Selling dan Buyback Saham Tanpa RUPS, IHSG Terdampak?

Bedah Masalah Implementasi Coretax: Antara Harapan dan Realita

IHSG di Tengah Pusaran Donald Trump, Morgan Stanley, dan Danantara

Freelance Pendulang Cuan dari Tambang Kripto