EmitenNews.com - Emiten rumah sakit swasta nasional PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) mencetak transaksi jumbo di pasar negosiasi, Rabu (25/6), usai melepas seluruh saham treasurinya senilai Rp1,05 triliun kepada PT Dwimuria Investama Andalan, entitas investasi milik Grup Djarum milik Hartono bersaudara.

Aksi korporasi ini menempatkan HEAL sebagai saham dengan nilai transaksi tertinggi di pasar negosiasi, dengan volume mencapai 5,6 juta lot dan hanya dalam dua kali transaksi, berdasarkan data perdagangan BEI.

Direktur HEAL Yulisar Khiat dalam keterangannya mengonfirmasi bahwa Dwimuria telah mengakuisisi 559,2 juta lembar saham treasuri dengan harga Rp1.875 per saham — lebih tinggi dari rata-rata harga pasar reguler HEAL.

“Setelah transaksi ini, HEAL tidak lagi memiliki saham treasuri. Seluruhnya telah diambil oleh Dwimuria Investama Andalan,” ujar Yulisar.

Saham yang dilepas setara 3,64% dari total saham beredar HEAL. Dengan demikian, Grup Djarum kian memperluas ekspansinya di sektor kesehatan, menambah daftar panjang investasinya setelah sebelumnya dikenal sebagai pengendali PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).

Tak hanya mencatat rekor di pasar negosiasi, HEAL juga tampil menonjol di seluruh segmen perdagangan (reguler, tunai, negosiasi) dengan total nilai transaksi Rp1,12 triliun. Volume mencapai 6,1 juta lot dalam 6.945 kali transaksi, dengan harga rata-rata Rp1.836 per saham.

Investor asing juga ikut mencicipi saham HEAL, mencatatkan net buy senilai Rp436 miliar, dengan 99,8 ribu saham diborong hanya di pasar negosiasi.

Pada perdagangan hari ini Kamis (26/6) saham HEAL naik 4 persen atau menguat Rp55 menjadi Rp1.430 per lembar saham.

Hingga akhir Maret 2025, rasio Earning Per Share (EPS) HEAL berada di level 32,4. Sehingga saham emiten rumah sakit ini diperdagangkan dengan rasio Price to Earning (P/E) 42,6 kali, pada perdagangan Rabu kemarin.

Sedangkan Dwimuria Investama membeli saham HEAL dengan valuasi yang lebih tinggi, mencerminkan rasio P/E 57,9 kali.

Masuknya Grup Djarum dinilai sebagai sinyal kuat bahwa sektor layanan kesehatan, khususnya rumah sakit, tengah menjadi magnet bagi investor strategis. Di tengah meningkatnya kebutuhan layanan medis dan prospek jangka panjang sektor kesehatan di Indonesia, Hermina dinilai sebagai salah satu aset paling menjanjikan di pasar modal.