EmitenNews.com - Wall Street menyudahi gejolak pasar perdagangan Jumat (27/3) dengan menguat. Dow Jones Industrial Average surplus 453,40 point (1,4 persen) menjadi 33.072,88. S&P 500 melesat 1,7 persen menjadi 3.974,54. Nasdaq Composite melambung 1,2 persen ke posisi 13.138,72.
Dow melonjak lebih 150 poin pada delapan menit terakhir perdagangan. Itu ditopang lonjakan saham Apple di zona hijau. Sementara bank, energi, dan material melambung pada menit-menit akhir. Itu terjadi setelah pengumuman distribusi 200 juta suntikan vaksinasi Covid-19 pada 100 hari pertama pemerintahan presiden Joe Biden.
Saham keuangan naik setelah Federal Reserve (the Fed) mengumumkan bank dapat melanjutkan pembelian kembali dan menaikkan dividen mulai akhir Juni. Bank sentral awalnya akan mencabut pembatasan era pandemi pada kuartal pertama, tetapi langkah tertunda memberi kejelasan kepada investor.
Saham JPMorgan naik 1,7 persen, sementara Bank of America menguat 2,7 persen. Kekhawatiran kenaikan inflasi mereda setelah data menunjukkan tekanan harga melandai. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, naik 0,1 persen secara bulanan sesuai ekspektasi ekonom survei Dow Jones. Secata tahunan indeks itu, naik 1,4 persen, sedikit lebih rendah dari perkiraan 1,5 persen.
Sebelumnya, mayoritas indeks saham Asia ditutup menguat. Indeks Nikkei menguat 1,56 persen, TOPIX naik 1,46 persen, Hangseng surplus 1,57 persen, dan CSI 300 melesat 2,27 persen. Apresiasi itu, mengiringi pergerakan luar biasa pada indeks berjangka AS setelah The Fed membuka ruang lebih besar pada pelonggaran kebijakan.
Selanjutnya, bursa Eropa ditutup naik. Indeks Euro Stoxx melambung 0,89 persen, FTSE bertambah 0,99 perse, DAX naik 0,87 persen, dan CAC 40 bertambah 0,61 persen naik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) surplus 1,19 persen naik 72.68 poin ke level 6.195,56.
Saham-saham sektor pertambangan terangkat 3,25 persen dan aneka industri naik 2,19 persen. Aneka Tambang (ANTM) menanjak 11,5 persen, Vale Indonesia (INCO) melesat 7,3 persen setelah Menteri BUMN segera meresmikan Holding Baterai Indonesia (HBI) dan akan beroperasi optimal menyikapi fenomena lonjakan permintaan baterai dunia.
Astra International (ASII) menanjak 2,8 persen dan menjadi salah satu top leader penguatan Indeks diakhir pekan. Relaksasi pajak PPnBM untuk mobil 2500 cc menjadi salah satu faktor potensi pertumbuhan penjualan mobil kembali normal tahun ini.
Karena itu, Lanjar Nafi Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, menyebut secara teknikal Indeks bergerak membentuk pola above the stomach candlestick dengan potensi rebound pada level support lower bollinger bands dan kembali menguji resistance Moving Average 50 hari di kisaran 6.242.
Indikator stochastic berpotensi golden-cross pada area oversold dengan RSI memiliki momentum cukup rendah. Sehingga diperkirakan Indeks berpotensi melanjutkan penguatan dengan support 6.158, dan resistance 6.242. Saham-saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Astra Agro Lestari (AALI), Aneka Tambang (ANTM), Astra International (ASII), Bank Central Asia (BBCA), Bank Tabungan Negara (BBTN), Bumi Serpong Damai (BSDE), Vale Indonesia (INCO), London Sumatra Plantation (LSIP), dan Mitra Adiperkasa (MAPI). (abm)
Related News
Pemerintah Kejar Pembangunan KEK dan PSN untuk Tarik Investasi
Sektor Minerba Berkontribusi Rp2.198 Triliun ke PDB 2023
Bank BJB Sabet Penghargaan Digital Banking Award 2024
Prabowo Setujui Bulog Berubah dari Perum ke Lembaga Non-Korporasi
Astra Melalui YDBA dan Triatra Libatkan UMKM Perkuat Rantai Pasok
Bank BJB Sabet Penghargaan Most Trusted Banking CGPI 2024