EmitenNews.com - Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu indeks harga saham gabungan atau IHSG ditutup melemah -47.153 poin atau -0.67% ke level 7.002 |


Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memperkirakan IHSG masih berpotensi mengalami koreksi lanjutan dalam jangka pendek. "Selama tertahan di bawah 7000, terdapat kecenderungan IHSG tutup gap ke 6.950 pada perdagangan Senin (28/3) ini," katanya.


Meski demikian, selama bertahan di atas MA20 di 6900, menurutnya IHSG masih berada dalam bullish trend. Saham yang dapat diperhatikan di perdagangan hari ini meliputi BBCA, MAPI, SMRA, PWON dan potensi technical rebound pada ASII, MTEL, INDF, CPIN dan JPFA


Pada perdagangan pekan lalu indeks-indeks saham Wall Street cenderung flat. Meski demikian ketiga indeks utama Wall Street berhasil mencatatkan penguatan mingguan kedua berturut-turut.


Data ketenagakerjaan AS yang kuat, salah satunya penurunan U.S. Initial Jobless Claims, turun ke level terendah sejak 1969 sebanyak 187,000 di pekan yang berakhir pada 12 Maret 2022.


"Data tersebut meredam kekhawatiran pelaku pasar dari rencana kenaikan the Fed Rate yang lebih agresif di 2022.," kata Valdy.


Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data indeks manufaktur bulan Maret 2022 yang diperkirakan bertahan di atas level 50, batas level ekspansif.


Meski demikian tingkat inflasi diperkirakan mencatatkan kenaikan signifikan ke 2.55% yoy di Maret 2022, dari 2.06% yoy di Februari 2022. Meski demikian, tingkat inflasi tersebut masih berada dalam rentang asumsi Pemerintah di 3%±1% yoy di 2022.


Kenaikan inflasi saat ini diperkirakan belum berdampak signifikan terhadap outlook ekonomi Indonesia. Terbaru, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5.2% yoy di 2022 dan 6% yoy di 2023.(fj)