EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Jumat (20/5) dibuka menguat meskipun indeks saham utama di Wall Street semalam kembali ditutup turun dengan S&P 500 bergerak semakin mendekati teritori bear market.


Berbeda dengan di pasar saham, di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 5 bps menjadi 2.84%.


Analis saham Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, mengatakan investor menyesuaikan diri dengan situasi inflasi yang tinggi, ketidakpastian global yang bersumber dari perang di Ukrania serta kondisi finansial yang semakin ketat dengan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve).


"Investor khawatir kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve untuk menaklukan inflasi mungkin akan memicu perlambatan ekonomi atau bahkan resesi ekonomi," ulasnya.


Rilis data ekonomi AS terkini memperlihatkan prospek ekonomi yang semakin suram di tengah tingkat inflasi yang tinggi.


Dari pasar perumahan, data Penjualan Rumah Lama atau yang sudah pernah di huni (Existing Home Sales) anjlok 2.4% M/M (-5.9% Y/Y) di bulan April sehingga memperpanjang trend penurunan menjadi 3 bulan beruntun. Harga rumah yang semakin mahal akibat terbatasnya persediaan di pasar dan juga semakin tingginya bunga KPR telah mengurangi minat calon pembeli rumah.


Di pasar tenaga kerja, jumlah orang yang mencairkan tunjangan pengangguran untuk pertama kali (Initial Jobless Claims) bertambah 21,000 menjadi 218,000 jiwa untuk minggu yang berakhir 14 Mei, tertinggi sejak bulan Januari. Jumlah orang yang telah mencairkan tunjangan pengangguran selama paling tidak 2 minggu beruntun (Continuing Claims) turun menjadi 1.32 juta, terendah sejak 1969.


Di sektor manufaktur, data Philadelphia Fed Manufacturing Index jatuh ke level 2.6 di bulan Mei dari level 17.6 pada bulan April. Data untuk bulan Mei ini adalah level terendah dalam 2 tahun dan lebih buruk dari estimasi penurunan ke level 16.


Untuk hari ini, Dustin memprediksi investor menantikan pengumuman suku bunga pinjaman untuk korporasi atau nasabah besar (Loan Prime Rate atau LPR) bertenor 1 tahun dan 5 tahun oleh bank sentral Tiongkok (PBOC). Dari dalan negeri, Bank Indonesia (BI) akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia untuk 1Q22.


Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG cenderung bullish di rentang 6.690-6.885. Berikut saham yang direkomendasikan.


SIDO
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 950-955
Target Price 1 : 1005
Target Price 2 : 1035
Stop Loss : 895


PMMP
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 370-372
Target Price 1 : 396
Target Price 2 : 406
Stop Loss : 346


TINS
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1695-1705
Target Price 1 : 1800
Target Price 2 : 1880
Stop Loss : 1605


IMPC
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 3530
Target Price 1 : 3660
Target Price 2 : 3720
Stop Loss : 3400