IPCC Klaim Ekspor CBU Non Jepang Melonjak, ini Varian Baru Pabrikan Otomotifnya
EmitenNews.com - Pasca melewati tahun 2021 yang penuh tantangan, khususnya dalam pemulihan di industri otomotif, dan belum sepenuhnya reda imbas pandemi Covid-19 dengan berbagai serbuan variannya namun, kegiatan penanganan bongkar muat kendaraan di Terminal PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) masih terus berlangsung. Berbagai varian kendaraan CBU terlihat memenuhi sejumlah area parkir di Terminal IPCC, terutama pada Terminal Internasional, baik varian baru yang dirilis di tahun ini maupun varian sebelumnya yang diproduksi di tahun 2021.
Hal yang menarik ialah sejumlah varian dari kargo kendaraan non Jepang kian banyak memenuhi area parkir/penumpukan di Terminal IPCC. Sebut saja sejumlah varian dari pabrikan otomotif Mercedes, Hyundai, Porsche, Chery, dan lainnya. Meskipun secara total, jumlah unit ekspor maupun impor dari kendaraan CBU non Jepang masih di bawah kendaraan CBU asal Jepang namun, terlihat peningkatannya yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebagai contoh, impor kendaraan CBU asal negara ginseng selama kurun waktu dua bulan pertama di tahun ini berjumlah 797 unit dengan varian Ionic, Staria, Palisade, dan lainnya.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari periode yang sama di tahun sebelumnya dengan jumlah 672 unit. Lalu, ada Peugeot yang diimpor pada dua bulan pertama di tahun ini sebanyak 48 unit dimana pada periode yang sama di tahun lalu tidak ada sama sekali unit ini yang diimpor. Sementara itu, dari kendaraan mewah terdapat Mercedes yang dilakukan impor sebanyak 32 unit pada dua bulan di tahun ini dengan seri All-New C-Class dimana pada periode yang sama di tahun lalu hanya diimpor 7 unit. Lalu, terdapat Porsche dengan berbagai varian dimana pada dua bulan pertama tahun ini diimpor 9 unit dibandingkan periode yang sama di tahun lalu berjumlah 4 unit.
Dari sisi ekspor, pada dua bulan pertama di tahun ini, Hyundai telah mengekspor kendaraan CBU-nya sebanyak 103 unit dari periode sebelumnya sebanyak 119 unit CBU Hyundai yang terekspor dari Terminal IPCC. Lalu, terdapat VW dan Geely yang masing-masing mengekspor CBU-nya sebanyak dua unit dimana pada periode yang sama di tahun sebelumnya baik VW maupun Geely tidak ada kendaraannya yang dilakukan ekspor.
Meski demikian, di awal tahun ini, terutama pada dua bulan pertama tahun ini, kegiatan bongkar muat ekspor impor kendaraan belum terlihat meningkat signifikan. Tercatat ekspor kendaraan CBU dalam kurun waktu dua bulan pertama di tahun ini berjumlah 36.076 unit atau lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya dengan jumlah 49.888 unit.
Adapun Toyota masih mendominasi kegiatan ekspor meski jumlahnya di dua bulan pertama tahun ini lebih rendah, dari sebelumnya sebanyak 27.390 unit menjadi 22.827 unit sepanjang dua bulan pertama tahun ini dengan berbagai variannya.
Diikuti dengan Suzuki dengan varian XL-7 yang terekspor 7.113 unit atau lebih tinggi dari periode yang sama di tahun sebelumnya dengan jumlah 6.816 unit. Lalu, terdapat Mitsubishi terutama seri Xpander yang di dua bulan pertama tahun ini telah terekspor 4.101 unit, turun jauh bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya berjumlah 10.591 unit. Adapun Honda mayoritas Brio telah diekspor sebanyak 660 unit dari periode sebelumnya sebanyak 1.230 unit.
Begitupun dengan impor dimana juga mayoritas masih dikuasai oleh Toyota, terutama seri Hilux, Camry, dan Cross dimana pada dua bulan pertama tahun ini berjumlah 2.807 unit atau di bawah pencapaian di periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 2.989 unit. Diikuti Mitsubishi dengan varian Triton yang diimpor sebanyak 1.613 unit dari tahun lalu sebanyak 490 unit. Lalu, Honda terutama seri Civic yang diimpor sebanyak 690 unit dimana pada periode yang sama di tahun lalu tidak ada unit CBU Honda yang diimpor.
Seiring dengan pemulihan ekonomi global dan domestik yang terus terjadi serta diikuti dengan mulai meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan tentunya diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan penanganan kargo kendaraan di Terminal IPCC sehingga dapat memberikan nilai tambah tidak hanya bagi IPCC dalam hal peningkatan kinerja namun, juga bagi industri otomotif dan perekonomian Indonesia. Selain itu, juga semakin menjadikan Terminal IPCC sebagai pilihan utama dalam penanganan kegiatan ekspor impor kargo kendaraan ke depannya.
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M