EmitenNews.com – PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) emiten yang bergerak dibidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) kembali mendapatkan kontrak 88 juta jarum suntik Auto Disable Syringe (ADS) sebesar 88,7 juta unit. Dengan perolehan tersebut, Perseroan telah membukukan kontrak penyediaan jarum suntik untuk program vaksinasi pemerintah, total sebanyak 141 juta jarum suntik ADS (Auto Disable Syringe).

 

Penjualan jarum suntik tersebut terdiri atas 52,5 juta ADS untuk ukuran 0,3 ml yang diperoleh di bulan Oktober dan 88,7 juta ADS untuk ukuran 0,5 ml yang diperoleh saat ini. Perolehan kontrak 141 juta jarum suntik ADS tersebut membuat realisasi penjualan jarum suntik ADS perseroan menjadi 169 juta sampai awal Desember 2021.

 

Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif mengungkapkan kebutuhan jarum suntik untuk program vaksinasi Covid di Indonesia tahun ini telah terpenuhi, begitu juga ketersediaan jarum suntik untuk kebutuhan vaksinasi di tahun depan. Selesainya pabrik baru milik PT Oneject Indonesia (Oneject) dengan penambahan kapasitas menjadi 1,2 miliar jarum suntik ADS per tahun, telah menjamin ketersediaan jarum suntik ADS untuk program vaksinasi Covid Pemerintah.

 

”Kami melalui Oneject tentu memprioritaskan alokasi kebutuhan jarum suntik untuk program seperti vaksinasi dan juga imunisasi dalam negeri, bahkan dengan kapsitas 1,2 miliar per tahun, Insya Allah kebutuhan jarum suntik tanah air baik untuk vaksinasi dan imunisasi sudah terpenuhi, bahkan kita juga akan memasok jarum suntik yang lebih besar untuk kebutuhan global, yang tahun depan mengalami shortage akibat program vaksinasi Covid di seluruh dunia”, ungkap Heru dalam keterangan resmi Senin (6/12).

 

World Health Organization (WHO) memperingatkan akan adanya kekurangan jarum suntik untuk vaksinasi mencapai 2 miliar jarum suntik tahun depan, kondisi tersebut akan menghambat program vaksinasi global dan juga program imunisasi reguler. Defisit jarum suntik untuk vaksin tersebut, disebabkan ketersedian jumlah vaksin Covid-19 yang tidak mampu diikuti dengan produksi jarum suntik, kondisi defisit ini bisa memberikan pengaruh terhadap kenaikan harga jarum suntik seperti yang pernah terjadi pada alat-alat kesehatan dan obat-obat untuk Covid-19 sebelumnya.

 

Pangsa pasar produk jarum suntik ADS untuk domestik masih sangat besar, saat ini didalam negeri penggunaan jarum suntik ADS masih berkisar 20%, selebihnya masih menggunakan alan suntik non-ADS. Dan dari 20% produk ADS yang digunakan tersebut, 80%-nya adalah produk Oneject. Posisi Oneject sebagai pemain utama di produk smart syringe tersebut tidak lepas dari produk ADS yang dimiliki, merupakan alat suntik yang direkomendasikan WHO dalam dunia medis seperti dalam program vaksinasi, imunisasi dan seluruh aktivitas dalam dunia kesehatan.

 

Direktur Pemasaran PT Itama Ranoraya Tbk Hendry Herman menjelaskan, untuk 1 – 2 tahun kedepan permintaan produk smart syringe seperti ADS tumbuh signifikan untuk penggunaan vaksinasi. “Kami melihat dengan digunakannya ADS diprogram vaksinasi global termasuk di Indonesia, maka proses peralihan dari produk alat suntik non-ADS ke jarum suntik ADS di dunia kesehatan akan semakin cepat apalagi WHO juga sudah memulai untuk kampanye penggunaan jarum suntik ADS dalam dunia kesehatan sejak tahun 2020”, jelas Henry.

 

Perseroan saat ini berada dalam proses transformasi bisnis untuk menjadi manufacturing high tech di sektor kesehatan dengan mengakuisisi PT Oneject Indonesia. Proses akuisisi tahap pertama terhadap PT Oneject Indonesia sudah dilakukan. Pada akhir September, Perseroan telah melakukan pembayaran tahap awal sebesar Rp198 miliar yang pendanaannya berasal dari penjualan saham treasury. Tahun depan akuisisi bisa selesai dilakukan.

 

" Melihat langkah transformasi IRRA melalui akuisisi Oneject sudah sangat tepat. Dengan akuisisi tersebut kami bisa tetap menjaga ritme pertumbuhan kami yang tinggi kedepan”, tutup Heru.