EmitenNews.com - Kasus Omicron di Indonesia terus bertambah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, pada Jumat (7/1/2022), terjadi penambahan kasus sebanyak 57 orang. Dengan begitu, total konfirmasi varian baru virus Corona, yang awalnya ditemukan di Afrika Selatan, November 2021 itu, kini mencapai 318 orang. Tambahan terbanyak dari pelaku perjalanan luar negeri. Utamanya dari Turki, dan Arab Saudi. Jadi, berhati-hatilah. Mari tegakkan protokol kesehatan.


"Kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Widyawati, dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/1/2022).


Namun, menurut Widyawati, upaya vaksinasi saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini penting untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain di sekitarnya.


Penambahan 57 orang itu terdiri atas 7 orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri. Secara keseluruhan dari awal kasus Omicron, Desember 2021 hingga Jumat, 7 Januari 2022 kasus transmisi lokal berjumlah 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang.


Secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari perjalanan ke Turki dan Arab Saudi. Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi Omicron adalah mereka yang sudah lengkap vaksinasi Covid-19. Sebanyak 99 persen kasus Omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. Sekitar 97 persen kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.


"Selanjutnya sebanyak 4,3 persen kasus memiliki komorbid seperti diabetes melitus dan hipertensi, serta 1 persen kasus membutuhkan terapi oksigen," kata Widyawati.


Sementara itu, kepada pers, di Jakarta, Sabtu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kemenkes merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien asimtomatik dan gejala ringan, contoh penambahan obat molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.


“Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit,” katanya.


Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi ada pada lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas. Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.


Karena itu, Kemenkes mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan cluster-cluster baru Covid-19 dan segera melapor dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya. ***