EmitenNews.com - Kabar baik bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Kementerian Koperasi dan UKM memaparkan beberapa strategi alternatif pembiayaan bagi koperasi dan UMKM. Hal itu dituangkan dalam buku seri keempat dari 7 Buku Seri Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM yang diterbitkan pada 2024.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Rabu (16/10/2024), mengungkapkan, buku seri keempat tersebut berjudul Transformasi Pembiayaan UMKM: Daya Ungkit Menuju Kemapanan. Buku ini menjelaskan tentang inovasi pembiayaan bagi UMKM.

Dalam buku ini diulas beberapa alternatif pembiayaan. Di antaranya, credit scoring pada pembiayaan KUR, pembiayaan klaster berbasis farmers production organisation/FPO, securities crowdfunding. Lainnya, initial public offering/IPO, peer to peer lending, purchase order financing, intellectual property financing, skema penilaian kredit berbasis intelligent credit decision model. Lalu, inisiasi ASEAN Micro and Small Enterprises Financing Institution (AMSEF).

Menurut Menteri Teten Masduki, salah satu kendala pengembangan UMKM saat ini adalah keterbatasan modal dan sulitnya mengakses pembiayaan. Bahkan rasio pembiayaan lembaga keuangan formal seperti perbankan untuk UMKM saat ini hanya 19 persen dari target 30 persen pada 2024.

Rendahnya realisasi pembiayaan kepada UMKM ini salah satunya disebabkan karena perbankan menerapkan kewajiban kolateral atau jaminan saat mengajukan pinjaman.

Teten Masduki mencatat, Indonesia menjadi salah satu negara dengan rasio pembiayaan perbankan kepada UMKM paling rendah. Bandingkan dengan Korea Selatan yang rasio kreditnya lebih dari 80 persen, bahkan Malaysia dan Thailand sudah lebih dari 40 persen. ***