EmitenNews.com - Indeks utama Wall Street selama pekan lalu ditutup menguat, meski pada  Jumat, 30 Mei 2025 ditutup mix cenderung stagnan. Pengadilan perdagangan Amerika Serikat (AS) memerintahkan pembatalan tarif, namun pengadilan banding membatalkan keputusan tersebut.

Pengadilan memerintahkan penggugat untuk memberi tanggapan paling lambat 5 Juni 2025, dan pemerintah AS pada 9 Juni 2025. AS mempertimbangkan pemberlakuan tarif 15 persen selama 150 hari. Presiden AS Donald Trump berencana menaikkan tarif impor baja, dan aluminium  masuk AS dari 25 persen menjadi 50 persen mulai 4 Juni 2025. 

Selain itu, Trump juga menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan dagang awal. Investor akan menantikan data ekonomi dari AS. Di antaranya ISM Manufacturing Index, ADP Employment Change, ISM Services, Trade Balance, Nonfarm Payrolls, dan Unemployment Rate. Pasar Euro Area akan rilis data inflasi, keputusan kebijakan moneter ECB, dan penjualan ritel. 

Nah, pasar Tiongkok akan rilis data Caixin Manufacturing PMI, dan Caixin Services PMI. Akhir pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,32 persen menjadi 7.175. Minimnya faktor positif baru, membuat investor cenderung merealisasikan keuntungan menjelang libur long weekend pekan lalu.

Perlu diwaspadai dampak peningkatan ketidakpastian seputar perang tarif AS. Berdasar analisa teknikal mingguan, indikator stochastic RSI berada pada area overbought. Bollinger bands mulai melebar mengindikasikan potensi volatilitas. MACD masih positif namun momentumnya melambat. 

Oleh karena itu, sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 2 Juni 2025, indeks diperkirakan berpotensi koreksi minor menguji level 7.100-7.050. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, INDF, UNTR, ASII, EMTK, ADMR, dan ACES. (*)