EmitenNews.com - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menyebutkan pihaknya telah melangsungkan beberapa langkah guna mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat (BBO).
Ganti Winarno Sekretaris KAEF menjelaskan langkah pertama telah ditempuh sejak 2016 dengan mendirikan pabrik dan memproduksi sendiri BBO antara lain Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Clopidogrel, Entecavir, Evafirens, Lamivudine, Zidovudine dan Tenofovir, yang telah memperoleh sertifikasi GMP dari BPOM dan Sertifikasi Halal dari MUI.
“Sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi, pada tahun 2016, kami telah mendirikan dan saat ini sudah memproduksi BBO. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor Bahan Baku Obat,” ujarnya
Sebagai informasi, Menteri BUMN Erick Thohir merencanakan akan semakin gencar dalam menyiapkan langkah pemangkasan impor bahan baku farmasi.
Erick mengatakan, strategi memangkas impor ialah dengan memaksimalkan peran holding BUMN Farmasi yang terdiri dari induk PT Bio Farma (Persero) dan anak perusahaan yakni PT Kimia Farma (Persero) (KAEF) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF).
Lebih lanjut, Ganti tidak spesifik menyebutkan nilai investasi yang disiapkan untuk program ini. Pihaknya menegaskan KAEF akan terus melakukan berbagai pengembangan molekul BBO.
Harapannya, pada 2024 mendatang KAEF dapat sehingga diharapkan pada 2024 dapat menurunkan impor BBO dari 95% menjadi 75%.
“Jadi ada beberapa tantangan dalam pengembangan industri BBO antara lain pemenuhan skala ekonomi atau economic of scale, peningkatan kompetensi SDM di bidang industri BBO, penguasaan teknologi BBO, dan kebijakan atau regulasi,” tuturnya.
Related News
Laba dan Pendapatan MEDC Kuartal I-2024 Merosot, Intip Detailnya
Susut 41 Persen, Saratoga (SRTG) Maret 2024 Tekor Rp2,57 Triliun
Surplus 20 Persen, Maret 2024 Adhi (ADHI) Tabulasi Laba Rp10 Miliar
Melejit 176 Persen, PTPP Kuartal I-2024 Serok Laba Rp94 Miliar
Terkikis 41 Persen, Laba Timah (TINS) Kuartal I-2024 Sisa Rp29 Miliar
Anjlok 31 Persen, Maret 2024 Laba Bukit Asam (PTBA) Sisa Rp790 MiliarĀ