EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat 0,26 persen menjadi 7.957. Itu setelah indeks sempat bergerak di teritori negatif, akibat profit taking setelah mengalami reli selama lima hari terakhir. Saham sektor noncyclical mengalami penguatan terbesar, dan saham sektor keuangan mencatat koreksi terbesar.

Paket stimulus ekonomi 8+4+5 pemerintah, belum berhasil mendorong penguatan indeks. Di sisi lain, investor global mencermati data inflasi Inggris Agustus 2025 diperkirakan stabil pada kisaran 3,8 persen YoY, merupakan level tertinggi sejak Januari 2024. Inflasi inti Agustus 2025 diperkirakan turun menjadi 3,6 persen YoY dari Juli 2025 di level 3,8 persen YoY, merupakan level tertinggi sejak April 2025. 

Sementara pasar domesti menanti keputusan moneter Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG). Berdasar konsensus masih akan mempertahankan BI Rate tetap pada level 5 persen, setelah bulan lalu BI menurunkan BI Rate 25 basis points (bps) menjadi 5 persen dari 5,25 persen.

Selain itu, investor akan menanti rilis data pertumbuhan kredit Agustus 2025 diperkirakan membaik menjadi 7,25 persen dari Juli 2025 di level 7,03 persen. Secara teknikal, histogram negatif MACD berlanjut mengecil, dan Stochastic RSI bergerak pada area pivot. Indeks masih bertahan di atas level MA20, dan ditutup di atas resistance 7.950. 

Oleh sebab itu, indeks berpeluang bergerak menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 17 September 2025, indeks akan bergerak pada kisaran 7.850-8.020. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, ANTM, MEDC, AKRA, UNVR, dan TOBA. (*)