EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat 0,43 persen menjadi 6.927. Apresiasi indeks itu, dipengaruhi sejumlah faktor. Misalnya, penguatan indeks bursa global, sentimen window dressing akhir kuartal II, berita positif individual saham, ketegangan geopolitik reda, dan harapan akan pelonggaran kebijakan moneter bank sentral. 

Pemerintah mengumumkan paket deregulasi tahap I, meliputi relaksasi aturan impor, dan kemudahan berusaha bidang perdagangan. Salah satu tujuan deregulasi itu, untuk memperbaiki peringkat kemudahan usaha Indonesia. Pasar domestik menanti data neraca perdagangan Mei 2025.

Neraca perdagangan diperkirakan surplus sebesar USD2,53 miliar dari April 2025 di level USD0,15 miliar. Selain itu, rilis data inflasi Juni 2025 diperkirakan 1,83 persen YoY dari edisi Mei 2025 di level 1,6 persen YoY. Inflasi inti diperkirakan 2,44 persen YoY dari posisi Mei 2025 di kisaran 2,4 persen YoY.

Secara teknikal, indeks bergerak dari lower band menuju ke middle band. Itu mengindikasikan ada potensi recovery dari tekanan jual sebelumnya. Stochastic RSI terjadi pembalikan arah ke atas dari area oversold. MACD menunjukkan tren turun, namun histogram mulai mengecil, dan garis MACD mendekati garis sinyal, mendekati potensi golden cross. 

So, indeks masih berpotensi menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 1 Juli 2025, indeks berpeluang menguji level 6.950-7.000. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas merekomendasikan investor untuk memburu saham-saham berikut. Yaitu, INDY, INCO, ERAA, PGEO, dan ANTM. (*)