EmitenNews.com - PT Pelita Samudera Shipping (PSSI) periode sembilan bulan pertama 2022 mencatat pendapatan usaha tumbuh 14 persen menjadi USD86 juta dari periode sama tahun lalu. Kontribusi dari peningkatan pendapatan sewa berjangka segmen kapal tunda dan tongkang (TNB), dan kapal kargo curah (MV). 


Total volume angkutan lebih dari 22,4 juta metrik ton (MT).  Beban pokok pendapatan USD53,4 juta akibat lonjakan biaya logistik kapal, dan depresiasi. Perseroan mencetak laba bruto USD32,6 juta, meningkat 37 persen dari periode sama tahun lalu. Laba bersih periode berjalan tumbuh 115 persen menjadi USD33,1 juta dari edisi sama tahun lalu USD15,4 juta. 


Kenaikan laba di antaranya didorong kinerja lebih baik seluruh aset dengan tingkat utilisasi tinggi antara 85-95 persen. Dengan marjin laba bruto 38 persen, dan marjin laba bersih 39 persen, menunjukkan perseroan mampu menghasilkan profitabilitas makin baik. EBITDA bertambah menjadi USD39 juta dari periode sama tahun lalu USD29 juta.


Sisi rasio keuangan, pelunasan pembayaran fasilitas kredit dari beberapa bank tahun ini membuat gearing ratio perseroan terjaga sangat baik di level minus 21,8 persen. Sekaligus menunjukkan perseroan mempunya tingkat utang rendah, dan penambahan kas dan setara kas dari bisnis tengah berjalan cukup bagi perseroan untuk menghadapi tantangan dari beban keuangan lebih besar di tengah tekanan suku bunga. 


Dengan kondisi finansial sehat, perseroan memilik Net Cash USD29,9 juta. Rasio Return on Asset (ROA) di level 18,5 persen per 30 September 2022, menandakan makin optimal kinerja aset untuk meraih laba bersih. Rasio Return of Equities (ROE) tercatat 24,2 persen didorong kenaikan laba bersih. Laba per saham juga naik menjadi Rp92 dari edisi sama tahun lalu Rp41.


Direktur Utama Pelita Samudera, Iriawan Ibarat mengatakan, dengan capaian baik itu, perseroan berharap dapat menutup tahun pada posisi baik untuk menghadapi tahun 2023. ”Sejumlah langkah strategis sudah kami siapkan demi meraih imbal hasil investasi lebih besar, pendapatan lebih tinggi, dan pertumbuhan berkelanjutan,” tegas Iriawan. (*)