EmitenNews.com - Dharma Satya Nusantara (DSNG) sepanjang 2024 mencatat laba bersih Rp1,14 triliun. Merangsek naik 37,34 persen dari episode sama tahun sebelumnya Rp839,8 miliar. Peningkatan laba itu, didorong pertumbuhan penjualan 6,5 persen menjadi Rp10,11 triliun dari Rp9,49 triliun.  

Kemudian, didukung efisiensi biaya operasional, terutama dari penurunan harga pupuk segmen kelapa sawit. Segmen bisnis kelapa sawit masih menjadi penyumbang utama pendapatan perseroan dengan kontribusi 87 persen. Kenaikan penjualan terutama didorong peningkatan harga rata-rata penjualan alias average selling price (ASP) Crude Palm Oil (CPO) akibat output produksi rendah.

Lalu, peningkatan permintaan konsumsi dalam negeri termasuk implementasi program biodiesel B-35. “Fenomena El Nino sejak Juni 2023 hingga April 2024 memengaruhi produktivitas perkebunan kelapa sawit pada 2024, sehingga berdampak pada penurunan produksi CPO. Namun, kondisi ini justru mendorong kenaikan ASP karena pasokan CPO berkurang,” tutur Andrianto Oetomo, Direktur Utama Dharma Satya. 

Penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan 7 persen YoY dari 2,2 juta ton menjadi 2,1 juta ton, ditambah TBS yang dibeli dari pihak eksternal berkurang 23 persen menyebabkan jumlah TBS diproses berkurang 12 persen. Namun, karena tingkat rendemen atau Oil Extraction Rate (OER) meningkat 3 persen menjadi 23,9 persen maka penurunan produksi CPO menjadi 9 persen YoY pada level 602 ribu ton, dengan Free Fatty Acid (FFA) makin rendah 2,86 persen, menjadikan CPO perseroan produk premium. 

Kinerja segmen produk kayu masih tertekan sejalan dengan masih lesunya pasar properti global akibat suku bunga masih tinggi serta perlemahan ekonomi negara-negara maju. Volume penjualan panel meningkat 17 persen menjadi 116 ribu m3, meski harga rata-rata penjualan turun 7 persen menjadi Rp5,7 juta per m3. Sementara itu, volume penjualan produk engineered flooring turun 15 persen menjadi 738 ribu m2, namun harga rata-rata naik 13 persen menjadi Rp519 ribu per m2. 

Meski mencatat peningkatan penjualan 7 persen YoY menjadi Rp1,15 triliun, segmen ini terpaksa membukukan kerugian Rp 16 miliar, merupakan kerugian pertama selama hampir satu dekade terakhir ini. Sedang bisnis Energi Terbarukan alias Renewable Energy (RE), perseroan mencatat penjualan Rp182,8 miliar dari penjualan cangkang sawit alias palm kernel shells (PKS). Volume penjualan naik 135 persen, dan harga rata-rata penjualan meningkat 8 persen secara YoY. 

Perseroan juga mencatat peningkatan total aset 7,6 persen YoY menjadi Rp17,4 triliun dari akhir 2023 senilai Rp16,2 triliun, terutama dari tambahan investasi strategis senilai Rp1,3 Triliun pada entitas asosiasi yaitu REA Kaltim. Di sisi lain, liabilitas meningkat 3,1 persen YoY menjadi Rp7,5 triliun. Sementara ekuitas naik 11,3 persen YoY menjadi Rp9,8 triliun, mencerminkan pertumbuhan aset didukung posisi keuangan sehat. (*)