NIM Meningkat, Intip Kinerja Bank Woori Saudara (SDRA) Semester I-2025

Salah satu kantor operasional Bank Woori Saudara.
EmitenNews.com – Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS) berhasil menjaga profitabilitas khususnya pada pendapatan bunga bersih.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, anak usaha Woori Bank Korea ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 4,1% menjadi Rp871,02 miliar Hal ini didorong oleh penurunan beban bunga hingga 4,86%, meski pendapatan bunga secara keseluruhan relatif stagnan di angka Rp1.985,76 miliar. Alhasil net interest margin (NIM) meningkat menjadi 3,29% pada semester I-2025.
Selain itu, kontribusi pendapatan non-bunga juga mulai terasa, mencapai Rp111,91 miliar yang berasal dari fee-based income, transaksi spot dan derivatif, serta pendapatan lainnya. Secara keseluruhan, total pendapatan operasional SDRA mengalami peningkatan, dan menghasilkan PPOP (laba operasional sebelum pencadangan) sebesar Rp240,85 miliar.
Namun, sebagai bentuk kehati-hatian, Bank Woori Saudara memperbesar pencadangan menjadi Rp130,74 miliar, seiring dengan antisipasi potensi risiko kualitas aset. Laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp82,67 miliar.
Menurut analis Aditya Prayoga dari Phintraco Sekuritas, langkah konservatif seperti ini justru menjadi tanda bahwa bank mengedepankan prinsip pengelolaan risiko yang sehat.
“Pencadangan bukan sinyal negatif. Justru sebaliknya, ketika nanti ekonomi membaik, pencadangan itu bisa dilepas dan langsung menjadi tambahan laba,” tambahnya.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp46,88 triliun, relatif stagnan. Namun menurut Aditya, langkah ini wajar dan strategis.
“Kalau bank terlalu agresif menyalurkan kredit saat ekonomi sedang melambat, risikonya bisa ke rasio NPL. Dan BWS tampaknya sadar akan hal itu,” jelasnya.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp26,83 triliun. Meski mengalami penyesuaian, ketersediaan likuiditas tetap aman berkat dukungan dari induk usaha yang menjadi keunggulan khas Bank Woori Saudara.
“Tidak semua bank punya akses ke dana murah dari induk. SDRA jelas punya nilai plus di sini, dan itu akan berpengaruh pada daya saing mereka di tengah naiknya biaya dana industri,” ujar Aditya.
Dari sisi kesehatan, rasio NPL bruto berada di level 2,39%, dan NPL neto 1,57%, jauh di bawah ambang batas 5% yang ditetapkan OJK. Rasio kecukupan modal (CAR) juga solid di 31,1%, dengan total aset mencapai Rp58,28 triliun per akhir Juni 2025.
“Dengan strategi bertahan yang disiplin dan struktur keuangan yang solid, Bank Woori Saudara dinilai berada pada posisi yang ideal untuk mengakselerasi pertumbuhan ketika momentum ekonomi kembali membaik di paruh kedua tahun ini,” ujar Aditya.
Related News

SimInvest Luncurkan Kompetisi Trading, Prizepool hingga Rp1,8 Miliar

Permen YUPI Raih Laba Minimalis di Semester I-2025

Emiten Prajogo (CUAN) Ungkap Aksi Baru di Singapura

Drop 14,4%! Laba CMNP Sisa Rp472,4M di Semester I-2025

Direktur SSIA Lepas Saham Harga Premium

LABS Cetak Lonjakan Laba 299% di Juni 2025