EmitenNews.com - PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (NPGF) menyampaikan kelangsungan usaha dan prospek Perseroan ke depan sehubungan penjelasan atas berbagai pertanyaan terkait.

 

Yudi Koswinarko Corporate Secretary PT Nusa Palapa Gemilang Tbk dalam keterangan resmi Selasa (26/9) menjelaskan sejak bulan September 2022, Perseroan mulai melakukan proses pembangunan pabrik baru yang berlokasi di Kecamatan Panceng, Gresik berupa bangunan pabrik, 2 set mesin dry granulation yang lebih efisien dan sarana pendukung lainnya dengan total investasi sebesar Rp 60 Miliar. Proses pembangunan tersebut telah terselesaikan pada bulan Juli 2023.

 

Pembangunan pabrik di Kabupaten Gresik diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal melalui terciptanya peluang kerja bagi masyarakat setempat.

 

Perseroan telah beroperasi secara komersial dan menerima pesanan pupuk dari sejumlah pelanggan korporasi (Business to Business atau .B2B.). Saat ini, pesanan pupuk sedang dalam tahap penyelesaian proyek produksi dan pengiriman. Dengan demikian, ditargetkan hingga Kuartal III tahun ini, produksi Perseroan telah full capacity dengan total nilai pesanan sekitar Rp 30 Miliar.

 

Selain itu, untuk memastikan keberlangsungan usaha dan pertumbuhan pendapatan, Perseroan akan melakukan berbagai strategi, salah satunya melalui pengembangan pasar. Perseroan meyakini bahwa masih banyak ruang untuk tumbuh, terutama di free market segmen perkebunan maupun non perkebunan baik untuk tanaman kelapa sawit maupun hortikultura.

 

Kedepannya, Perseroan selain menerapkan pola bisnis B2B, juga mengembangkan pasar dengan model bisnis Business to Consumer (B2C) sebagai wujud komitmen dalam menjaga kelangsungan usaha jangka panjang Perseroan agar dapat bersaing dan adaptif terhadap dinamika industri.

 

Perseroan telah mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian Interim untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2023 dan 30 Juni 2022. Per 30 Juni 2023, total liabilitas Perseroan mencapai Rp 32,2 Miliar, menurun 82% dibandingkan 30 Juni 2022 yang dilaporkan sebesar Rp 195,7 Miliar.

 

Penurunan liabilitas yang signifikan dipengaruhi oleh pelunasan utang bank yang terlalu besar dan telah membebani kinerja laba bersih Perseroan. Jika dilihat perbandingan kondisi keuangan melalui nilai Debt to Equity Ratio (DER) pada tanggal 30 Juni 2023 dan 30 Juni 2022 sebesar 0,17 dan 0,85 menunjukkan penurunan risiko keuangan dan kondisi yang semakin membaik.

 

Perseroan berupaya untuk terus meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dengan mengelola biaya secara lebih efisien dan penyesuaian ketersediaan dana dengan kapasitas produksi di pabrik baru sehingga Perseroan tidak memiliki peningkatan cost of capital