EmitenNews.com- Laju IHSG pada perdagangan kemarin berfluktuasi, sempat minus 26 poin pada awal sesi 1 ; plus 39 poin dan di tutup plus 32 poin atau 0,544% pada 6003, di pimpin oleh saham semua sektor terutama tambang, properti, perdagangan, infrastruktur, industri dasar kecuali barang konsumsi di tengah - tengah penguatan indek bursa global, rasa optimis pemulihan ekonomi AS dan Cina serta permintaan bank sentral China kepada bank-bank untuk mengurangi pertumbuhan kredit selama sisa tahun ini.
Indra Tedja Kusuma selaku analis Sucor Sekuritas mengungkapkan, hari ini secara teknikal kami perkirakan IHSG bergerak mixed pada kisaran 5930 - 6046 dengan pertimbangan : indikator SO (GX/21), ST Mov Avg (Consol / Bearish) dan Penguatan indek kemarin di ikuti dengan peningkatan volume.
Adapun di tengah kondisi fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini, para investor dapat mencermati saham-saham big cap sebagai tujuan rencana investasi jangka pendek seperti TINS, WSKT, EXCL, HRUM, NIKL, dan SMBR, ungkap Indra, Rabu (7/4/2021).
TINS Buy On Weekness dengan support di 1580 cutloss jika break di bawah 1560 . Jika tidak break di bawah 1595 potensi naik ke 1650 - 1700 short term.
WSKT Buy On Weekness dengan support di 1055, cutloss jika break di bawah 1025 jika tidak break di bawah 1080 , potensi naik ke 1150 - 1180 short term.
EXCL Buy On Weekness dengan support di 2120 cutloss jika break di bawah 2090. Jika tidak break di bawah 2140 potensi naik ke 2200- 2250 short term.
HRUM Buy On Weekness dengan support di 5200 cutloss jika break di bawah 5050, Jika tidak break di bawah 5275 potensi naik ke 5450 - 5550 short term.
NIKL Spekulasi Buy dengan support di 1040 cutloss jika break di bawah 1010. Jika tidak break di bawah 1060 potensi naik ke short 1140 - 1180 Short term.
SMBR Buy On Weekness dengan support 790 cutloss jika break di bawah 770 . Jika tidak break di bawah 810 potensi naik 880 - 930 short term.
Sementara dari sisi global, kemarin indek bursa Eropa STOXX600 ditutup menguat 0,7% ke rekor tertinggi, di pimpin oleh saham tipe siklikal seperti perbankan, komoditas,otomotif di tengah – tengah meningkatnya rasa optimis pemulihan ekonomi global dan program vaksinasi COVID-19.
Adapun Wall Street berfluktuasi dan ditutup melemah kurang dari 0,5% saat pelaku pasar menunggu musim laporan keuangan Q1 dan catatan FOMC pada hari Rabu.
Sentimen dalam negeri yang mempengaruhi para pelaku pasar dan ekonomi adalah, pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi diprediksi dapat berbentuk huruf K (k-shaped recovery). Dalam scenario ini, kelompok masyarakat menengah-atas selamat dari krisis, bahkan kualitas hidupnya semakin meningkat. Sementara Sebagian masyarakat kecil semakin jatuh terpuruk dan sulit pulih. Hal ini mengakibatkan kesenjangan social-ekonomi yang semakin tinggi pasca pandemic.
Related News
Pemerintah Kantongi Rp20,3 Triliun Hasil Lelang 8 Seri SUN
BTN (BBTN) Groundbreaking Tiga Kantor Cabang di Jakarta
Siapkan Lelang Sukuk 3 Desember 2024, Pemerintah Bidik Rp9 Triliun
Erick dan Ara Tinjau Lahan KAI untuk Program Perumahan Berbasis TOD
OECD Percaya Keanggotaan Indonesia Dukung Visi Indonesia Emas 2045
Tekan Harga Tiket Pesawat Pertamina Turunkan Harga Avtur 7,5-10 Persen