EmitenNews.com - Bank Tabungan Negara (BBTN) telah menerapkan Artificial Intelligence (AI). Itu dengan memberdayakan teknologi Big Data dan Machine Learning secara komprehensif. Selain itu, BTN juga telah menggunakan teknologi berbasis AI untuk mendorong pertumbuhan bisnis hingga manajemen risiko.

Praktik itu penting untuk menjaga agar kolektabilitas nasabah tetap lancar selama menjadi nasabah BTN.  Perseroan juga mengembangkan segmentasi pelanggan untuk menjangkau potensi pasar lebih luas. ”Dengan transformasi digital, BTN berharap menjadi lebih terhubung dengan pelanggan, menghadirkan layanan lebih personal, dan merangkul perubahan menuju dunia digital," tutur Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, di Jakarta, Rabu (22/5).

Penerapan AI itu, menjadi salah satu perjalanan transformasi IT, khususnya Big Data, merupakan rangkaian strategi BTN menuju Advanced AI-Data Driven, juga disertai pembaharuan, dan implementasi teknologi terkini untuk ekosistem Big Data. Beberapa pembaharuan, dan implementasi teknologi terkini seperti, membangun Data Warehouse, Data Lake, Master Data Management, penggunaan Cloud, dan lain sebagainya. 

Direktur IT BTN Andi Nirwoto menambahkan implementasi AI bagian langkah strategis mewujudkan visi BTN menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia. Penerapan AI untuk menghasilkan berbagai business insight, dan hyper segmentation mengelompokkan nasabah dalam grup yang spesifik, dan presisi.

Dengan begitu, BTN dapat memberikan solusi finansial terpersonalisasi sesuai dengan kebutuhan nasabah. ”Lebih jauh lagi, penerapan AI juga mampu meningkatkan loyalitas, dan engagement dengan nasabah. Semua itu sejalan dengan komitmen BTN untuk senantiasa menjadi One Stop Mortgage Solution bagi nasabah,” ucap Andi.

Beberapa bagian bisnis BTN menerapkan AI seperti, penentuan segmentasi nasabah, kegiatan cross-sell, dan up-sell produk simpanan, kredit, maupun investasi, aktivitas digital campaign hingga program terkait retensi, dan winback. Dengan menggunakan AI, seluruh proses informasi, promosi, hingga penawaran produk bisa dijalankan tepat sasaran, sesuai profil, dan kebutuhan nasabah. 

Selain mendorong pertumbuhan bisnis, BTN juga menggunakan AI untuk manajemen risiko perbankan seperti, Credit Scoring, Early Warning System, dan terbaru Probability of Default untuk menjaga kolektabilitas nasabah tetap lancar selama menjadi kreditur BTN. Pelaksanaan model Probability of Default itu, BTN memanfaatkan Talkbot sebagai salah satu channel untuk berinteraksi dengan nasabah.

Penerapan AI itu, telah memberi dampak cukup signifikan bagi pertumbuhan bisnis BTN. Itu terefleksi dari pertumbuhan kredit kuartal I-2024 mencapai 14,8 persen menjadi Rp344,24 triliun dibanding edisi sama tahun lalu Rp288,74 triliun. Lalu, tingkat Current Account & Saving Account (CASA) juga tumbuh 7,1 persen menjadi Rp178,6 triliun dari periode sama tahun lalu Rp166,8 triliun.

Kemudian, dari segi manajemen risiko juga mampu menjaga kualitas kredit menjadi lebih baik seperti, tingkat non-Performing Loan (NPL) gross kuartal I-2024 turun menjadi 3 persen dibanding periode sama tahun lalu 3,54 persen. Begitu juga dengan NPL net turun menjadi 1,38 persen dibanding posisi sama tahun lalu 1,46 persen. (*)