Pasar Fluktuatif, Serap Saham INCO, SSIA, dan ESSA

Sejumlah pengunjung berjalan melalui koridor Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks-indeks Wall Street mengalami pelemahan mingguan terburuk sejak September 2024, meski rebound akhir pekan lalu. Sentimen utama fluktuasi Wall Street berkenaan dengan kebijakan tarif Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Terutama soal perbedaan pernyataan antara Presiden AS, Donald Trump dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent. Pasar juga mengantisipasi rencana implementasi reciprocal tariff pada 12 April 2025 mendatang. Sebelumnya, the Fed dijadwalkan mengumumkan hasil FOMC di pekan depan, pada 18-19 Maret 2025.
Indeks bertahan di atas MA20 kisaran level 6.630 periode Jumat, 7 Maret 2025, seiring pelebaran positive slope pada MACD. Akan tetapi, Stochastic RSI mulai bergerak menuju overbought area. Dengan demikian, minor bullish reversal Indeks kemungkinan menemui resistance kuat 6.700 awal pekan ini.
Indeks diperkirakan cenderung fluktuatif dalam rentang 6.550-6.750 pekan ini. Pasar mengantisipasi rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2025 diperkirakan naik ke level 127.5 dari edisi Januari 2025 di level 127.2.
Proyeksi itu, menarik dicermati karena terjadi di tengah peningkatan risiko ketidakpastian global akibat perang tarif, sejumlah isu penutupan/relokasi fasilitas produksi, dan deflasi dalam negeri. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham berikut.
Yaitu, Vale Indonesia (INCO), Mayora Indah (MYOR), ESSA Industries (ESSA), Summarecon Agung (SMRA), Surya Semesta Internusa (SSIA), dan Timah (TINS). (*)
Related News

KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket untuk Angkutan Lebaran 2025

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Lanjut Menyala

Menguat Terbatas, IHSG Uji Level 6.798

Lanjutkan Tren Positif, IHSG Siap Langkahi Level 6.818

Cek! Daftar 10 Saham Paling Boncos Pekan Ini

Periksa! Berikut 10 Saham Paling Menyala dalam Sepekan