Pembiayaan Baru Tumbuh 20,8%, BFIN Kantongi Laba Semester I-2023 Rp848,4 Miliar
EmitenNews.com -Mengarungi paruh pertama tahun 2023, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mampu menjaga stabilitas kinerja sehingga tetap membukukan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Hingga semester I/2023, total aset BFI Finance mencapai Rp25,2 triliun atau tumbuh 38,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan naiknya piutang bersih (net receivables) sebesar 31,8% yoy dengan nilai Rp21,0 triliun.
Secara umum performa ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi domestik yang kondusif. Sektor multifinance bergerak positif di tengah makin meningkatnya permintaan masyarakat dalam mendapatkan kemudahan fasilitas pembiayaan. Demikian pula kinerja perekonomian nasional, termasuk sektor riil, juga terpantau positif diiringi dengan meredanya tekanan inflasi dan kembali ke rentang target Bank Indonesia (per Juni 2023 inflasi sebesar 3,52% yoy, turun dari Mei 2023 sebesar 4,00%).
“Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas, dan rasio keuangan lainnya secara tahunan tetap terjaga baik. Hal ini menunjukkan bahwa BFI Finance mampu menjawab segala tantangan dan dinamika yang terjadi. Sejak 2011 hingga saat ini, Perusahaan telah tumbuh lebih dari lima kali lipat secara aset, revenue, dan ekuitas,” ujar Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance.
Di enam bulan pertama tahun ini, Perusahaan mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp10,3 triliun, atau meningkat 20,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, sebanyak 61,0% digunakan untuk tujuan pembiayaan modal kerja, disusul dengan multiguna sebesar 22,6%, investasi 14,5%, dan syariah 1,9%.
Seiring dengan pertumbuhannya, BFI Finance tetap konsisten menjaga risiko kredit yang relatif rendah. Tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) neto terjaga di 0,79% per Juni 2023 dan sementara NPF bruto di level 1,94%. Rasio ini tercatat lebih baik dibandingkan NPF bruto rata-rata industri pembiayaan yang mencapai 2,63% per Mei 2023. NPF coverage (besaran tingkat cadangan piutang dibandingkan NPF) terhitung mencapai 2,3 kali.
Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) Perusahaan masing-masing di posisi 8,7% dan 18,6% yang juga masih lebih tinggi dari rata-rata industri dengan angka RoA yang dilaporkan sebesar 5,73% dan RoE sebesar 14,86% di akhir Mei 2023 (sumber: Statistik Lembaga Pembiayaan dari Otoritas Jasa Keuangan/OJK).
Portofolio produk pembiayaan BFI Finance masih didominasi oleh refinancing atau pembiayaan dengan collateral (jaminan) di mana bisnis ini telah dijalankan Perusahaan selama lebih dari 15 tahun.
Total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) tercatat senilai Rp22,4 triliun, yang terdiri dari pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat sebesar 56,5%, alat berat dan permesinan sebesar 13,5%, pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru masing-masing menempati porsi sebanyak 9,0% dan 2,9%, pembiayaan berjaminan kendaraan roda dua sebesar 10,9%, pembiayaan berjaminan sertifikat rumah/ruko sebesar 3,9%, ditutup dengan apik oleh pembiayaan berbasis syariah sebesar 3,3%.
Hingga semester I/2023, laba bersih Perusahaan yang dilaporkan sebesar Rp848,4 miliar dengan total pendapatan senilai Rp3,2 triliun. Total pendapatan ini meningkat 30,3% secara yoy. “Pertumbuhan pendapatan ini dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran pembiayaan dan sumber pendanaan yang lebih kompetitif,” tutur Sudjono, seraya menambahkan bahwa sumber pendanaan BFI Finance paling besar berasal dari pinjaman bank mata uang rupiah serta surat utang (bonds). Selama semester I/2023, Perusahaan telah menerbitkan tiga kali Obligasi Rupiah dengan total nilai emisi Rp3,8 triliun.
Related News
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M
Tempo Scan (TSPC) Bagikan Dividen Interim Rp112,7M, Telisik Jadwalnya
Emiten Prajogo (PTRO) Gelar Stock Split 1:10 Saham Bulan Depan
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas