EmitenNews.com - Pemerintah akan meneruskan proyek hilirisasi dengan nilai total USD45 miliar. Peletakan batu pertamanya pada Juni 2025. Keputusan itu diambil dalam rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dengan Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Jumat (23/5/2025). Rapat membahas tindak lanjut proyek hilirisasi yang kini tersisa 18 proyek dari sebelumnya 21 proyek. 

Dalam keterangannya kepada pers, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut nilai investasi dari keseluruhan proyek mencapai sekitar USD45 miliar. Groundbreaking tahap pertama akan dimulai pada Juni 2025. 

"Juni sudah mulai groundbreaking. Setelah itu terus berlanjut," ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). 

Proyek pertama yang akan dimulai berasal dari ekosistem baterai kendaraan listrik milik CATL, bekerja sama dengan perusahaan pelat merah. Sebagian pendanaan dari Lembaga Pengelola Investasi Indonesia, Danantara. Proyek hilirisasi ini masuk program prioritas Presiden Prabowo dan telah dibahas secara rinci lintas kementerian. 

Bahlil menyebutkan, kepemilikan saham dalam proyek juga diupayakan tetap dalam kendali negara sesuai arahan Presiden Prabowo. “Saya yakinkan bahwa arahan Bapak Presiden Prabowo, ini proyek merah putih. Artinya kita usahakan, maksimalkan agar semua mayoritasnya ada di negara.”

Jenis proyek mencakup hilirisasi nikel, bauksit, penyulingan (refinery), penyimpanan (storage), perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan, hingga proyek dimetil eter (DME) batubara. Selama ini, kata Bahlil, kita minoritas dalam ekosistem baterai mobil. Sekarang kita ingin mayoritas. 

Pemerintah juga akan memperluas ekosistem baterai ke kendaraan roda dua. Pertimbangannya antara lain, jumlah sepeda motor di Indonesia sekitar 140 juta. Sebagian akan disiapkan untuk substitusi BBM dalam mendorong transisi energi.

Bahlil menyebutkan, selama ini kita bangun ekosistem baterai untuk mobil, tapi ke depan kita akan bikin ekosistem baterai untuk motor. “Motor kita sekitar 140 juta yang di jalan, ini untuk melakukan substitusi terhadap pemakaian BBM dalam rangka mendorong transisi energi.”

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menambahkan, proyek hilirisasi juga mencakup pengembangan garam dan rumput laut. Namun ia belum mengungkap nilai investasi proyek tersebut. ***