EmitenNews - Perbankan memang mulai menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) secara gradual. Tapi hasil asesmen Bank Indonesia (BI) bulan Maret 2021 menunjukkan rata-rata SBDK perbankan pada Januari 2020 hingga Januari 2021 hanya menurun 78 bps. Padahal BI telah menurunkan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 125 bps.
Akibatnya spread SBDK terhadap BI7DRR menjadi semakin lebar, yakni dari 582 bps pada Januari 2020 menjadi 628 bps pada Januari 2021, meningkat 46 bps.
Dalam rilis yang sama, komponen pembentuk SBDK yaitu harga pokok dana untuk kredit (HPDK) dan komponen biaya overhead (OHC) mengalami penurunan sebear 98 bps dan 15 bps sejak Januari 2020 hingga Januari 2021.
Berdasarkan jenis kreditnya, SBDK kredit mikro mengalami penurunan paling signifikan, yakni sebesar 256 bps pada periode Januari 2020 hingga Januari 2021. Di sisi lain SBDK kredit jenis lain, tercatat mengalami penurunan yang relatif terbatas.
Di sisi lain, BI mencatat perbankan nasional cenderung lebih cepat menurunkan suku bunga depositonya dalam merespon penurunan BI7DRR. Suku bunga deposito turun 189 bps selama Januari 2020 hingga Januari 2021, lebih dalam dari penurunan SBDK.
Mengamati perkembangan tersebut Kantor Chief Economist Bank Mandiri memperkirakan penurunan SBDK berdampak positif pada meningkatnya penyaluran kredit perbankan. "Pelaksanaan vaksinasi yang efektif dan cepat akan lebih mampu mendorong pemulihan permintaan kredit seiring dengan pemulihan perekonomian Indonesia," sebutnya.(*)
Related News
Aset Bank Syariah Cetak Rekor Tertinggi, Capai Rp1.028,18 Triliun
Berharap Tarif Nol Persen Sawit, Menko Airlangga ke AS Pekan Depan
Era Bunga Rendah Kian Nyata
Pertumbuhan 2026 Didorong Lewat Kolaborasi APBN dan Mesin Ekonomi Baru
Wamen ESDM Sebut Nuklir Komponen Penting dalam Transisi Energi
80 Persen Produk Industri Nasional Diserap Pasar Domestik





